Sabtu, 03 Desember 2022

UMKM Sebagai Benteng Bangsa Dari Krisis Ekonomi

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah terbukti mampu menjaga bangsa Indonesia dari krisis ekonomi. Terbukti di tahun 1998 dan 2008, ketika krisis ekonomi melanda dunia, UMKM mampu bertahan dengan tetap menggerakkan roda perekonomian nasional. Hal ini didukung fakta bahwa UMKM telah memberikan kontribusi sekitar 60% dari perekonomian nasional, dan 97% terhadap penyerapan tenaga kerja. Tak heran jika UMKM disebut sebagai pahlawan ekonomi nasional. 

Namun kondisi yang berbeda terjadi ketika pandemi Covid melanda. Pembatasan pergerakan sebagai upaya pencegahan Covid membuat sebagian UMKM terhambat kegiatan operasionalnya. Di samping itu, pembatasan pergerakan juga membuat pelanggan mengurangi secara drastic kunjungannya ke outlet-outlet UMKM. Keterbatasan gerak ini sejatinya bisa dicoba diatasi dengan pemasaran secara daring, serta memanfaatkan jasa . Namun hanya 13% dari seluruh UMKM yang memanfaatkan pemasaran produk dan jasa secara daring. Dampaknya adalah terjadi penurunan omzet, yang menyebabkan UMKM sulit bertahan selama pandemic berlangsung. JIka kondisi ini berlanjut, bisa jadi benteng perekonomian nasional kita perlahan akan runtuh. 

Dalam kondisi ini, peran BUMN melalui program PKBL-nya menjadi penting untuk mensupport UMKM agar dapat bertahan selama masa pandemi. Seperti yang telah dilakukan Pertamina untuk menjalankan perannya sebagai motor penggerak pertumbuhan UMKM dan industry dalam negeri, melalui SMEXPO. SMEXPO dirancang sebagai tempat belajar bagi UMKM yang menjadi mitra binaan Pertamina untuk menggunakan marketplace untuk meningkatkan jangkauan pasar. Sejak diinisiasi di tahun 2020, setiap tahun SMEXPO menyelenggarakan aktivasi berupa event pameran untuk memasarkan produk dan layanan UMKM binaan Pertamina. 

SMEXPO ketiga yang diselenggarakan antara 29 November hingga 4 Desember 2022 menjadi istimewa, karena event ini dilaksanakan secara hybrid. Mengusung tema “Asli Indonesia Asli Kerennya”, kemeriahan SMEXPO tahun 2022 telah terasa sejak pembukaan event di Grha Pertamina pada 28 November 2022. Beberapa UMKM berkesempatan untuk berinteraksi dengan para Perwira Pertamina sambil memperkenalkan produk-produknya di venue pembukaan. Sebanyak 35 UMKM binaan Pertamina hadir secara luring di venue SMEXPO yang terletak di atrium lantai satu FX Sudirman. Sedangkan sisanya sebanyak 555 UMKM pilihan akan hadir secara daring melalui marketplace https://smexpo.pertamina.com/. Peserta SMEXPO terdiri dari UMKM yang bergerak di bidang busana, kerajinan tangan, kuliner, agrobisnis, serta beauty and health. 

Menjelajah marketplace https://smexpo.pertamina.com/ sendiri tak kalah seru dengan menjelajah stand-stand fisik di FX Sudirman. Dengan 555 UMKM yang membuka stand secara virtual di marketplace, begitu banyak laman web yang harus dijelajahi, untuk melihat (dan tentunya diharapkan untuk membeli) produk yang diinginkan. Namun terdapat kesamaan dari setiap produk yang ditampilkan di marketplace: Sebagian besar UMKM binaan Pertamina telah mengangkat potensi sumber daya di daerah asalnya. Ada makanan dan minuman khas daerah, busana dengan motif-motif khas daerah, bahkan minyak atsiri yang diekstrak dari tumbuh-tumbuhan di daerah tersebut. Hal ini tentunya mendukung peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk-produk UMKM.

SMEXPO 2022 menjadi momen yang bisa dimanfaatkan UMKM binaan Pertamina untuk ajang unjuk gigi, promosi dan perluasan pasar. Tema “Asli Indonesia Asli Kerennya” juga diharapkan dapat menjadi motivasi bagi UMKM untuk meningkatkan persepsi masyarakat Indonesia terhadap produk asli Indonesia yang mampu bersaing dengan produk mancanegara. Dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat, diharapkan masyarakat semakin banyak membeli produk-produk UMKM, sehingga akan mendorong UMKM untuk naik kelas dan (sekali lagi) menjadi penggerak untuk akselerasi pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi. 

 Sumber: 
  • https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/pertamina-smexpo-2022-usung-umkm-asli-indonesia-asli-kerennya, diakses 1 Desember 2022 
  • https://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=847:persoalan-hukum-seputar-tanggung-jawab-sosial-dan-lingkungan-perseroan-dalam-perundang-undangan-ekonomi-indonesia&catid=102:hukum-perdata&Itemid=182, diakses 1 Desember 2022 https://theconversation.com/umkm-indonesia-tahan-banting-pada-krisis-1998-dan-2008-tapi-tidak-saat-pandemi-141136, diakses 1 Desember 2022

Jumat, 30 April 2021

Pemimpin Perempuan Untuk Generasi Yang Lebih Baik

"Bukan laki-laki yang hendak kami lawan, melainkan pendapat kolot dan adat usang." -Raden Adjeng Kartini-


Setiap bulan April kita memperingati Hari Kartini, untuk mengenang jasa Raden Ajeng Kartini sebagai tokoh emansipasi perempuan. Namun sejatinya, “emansipasi perempuan” yang selalu dikaitkan dengan RA Kartini bukanlah gerakan feminisme dalam arti yang sempit. Kartini menyadari bahwa perempuan yang terdidik bukan sekadar memberikannya kebebasan dari kekangan yang membatasi perempuan untuk berkembang dan maju. Lebih dari itu, Para perempuan yang terdidik akan mampu menjalankan kodratnya sebagai ibu, untuk mendidik anak-anaknya menjadi generasi penerus yang lebih baik.

Peran perempuan sebagai pendidik pertama ini merupakan bentuk dari kepemimpinan perempuan. Kepemimpinan perempuan – tepatnya kepemimpinan ibu -- adalah hal pertama yang dirasakan oleh anak-anaknya. Seringkali karakter kepemimpinan perempuan sebagai ibu pun terbawa hingga di lingkungan di luar rumah, termasuk di komunitas atau di tempat kerja. Namun karakter kepemimpinan perempuan yang khas inilah yang menjadi keunggulan para perempuan yang berperan sebagai pemimpin. Sebut saja kemampuan multitasking, memiliki kepekaan, memiliki keluwesan dalam bergaul maupun berkomunikasi, lebih rajin, lebih teliti – hal-hal ini membuat perempuan memiliki cara memimpin yang berbeda dengan laki-laki.

Walaupun saat ini perempuan sudah banyak memiliki kesempatan untuk maju dan berkembang, namun seringkali perempuan terhambat oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis fenomena. Fenomena yang pertama adalah Glass Ceiling Effect, di mana ketika perempuan mencoba meraih posisi yang lebih tinggi, ia bisa melihat posisi itu, namun ada batasan yang tidak nampak. Hal ini bisa disebabkan adalah sikap stereotyping, prejudice, dan memandang kedudukan perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Sedangkan fenomena yang kedua adalah Sticky Floor Effect, di mana hambatan untuk maju sudah ditemui perempuan sejak awal berkarir, misalnya akibat budaya kerja yang maskulin, kondisi keluarga, atau bahkan dari sang perempuan sendiri yang tidak yakin akan kemampuannya, membuat perempuan takut berambisi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi.

Bagaimana cara mengatasi kedua fenomena yang bisa menghambat kemajuan perempuan? Inilah tantangan perempuan untuk menunjukkan bahwa kualitas kepemimpinan perempuan sama baiknya dengan para lelaki. Perempuan harus dapat memiliki sikap yang positive thinking, tangguh, pantang menyerah, memanfaatkan keluwesannya untuk membangun network yang luas, serta memiliki dedikasi tinggi untuk menunjukkan hasil pekerjaan terbaik. 

Jika kita kembali kepada kodrat perempuan sebagai ibu, ibu adalah pemimpin pertama yang memimpin dan mendidik anak-anaknya. Kepemimpinan ibu dapat juga diterapkan di tempat lain, termasuk di komunitas dan di tempat kerja. Banyak perempuan yang sukses dalam kepemimpinannya, dengan memposisikan dirinya sebagai seorang ibu. Seperti seorang ibu, pemimpin perempuan dapat membimbing bawahannya, membangun kepercayaan, memberi semangat, nasehat, dan memberi dukungan. Pemimpin perempuan – seperti halnya seorang ibu – juga harus menjadi role model, memberi keteladanan sebagai pemimpin yang handal dan bertanggung jawab, sekaligus adil kepada orang-orang di sekitarnya. Dengan mengambil peran sebagai “ibu”, pemimpin perempuan bisa menciptakan suasana yang solid dan harmonis, seperti halnya seorang ibu yang menjaga keharmonisan keluarganya.

Barangkali timbul pertanyaan, bagaimana jika kita – perempuan – belum memiliki anak, atau bahkan masih melajang? Apakah kita akan mampu memimpin dengan mengambil peran sebagai ibu? Menurut saya, kodrat sebagai ibu melekat di setiap perempuan, apakah perempuan itu memiliki anak, tidak memiliki anak, dan bahkan perempuan yang lajang sekalipun. Kenali diri kita sebagai perempuan, kenali kelebihan atau keunggulan kita sebagai perempuan, dan implementasikan kelebihan tersebut dalam aktivitas kita sehari-hari, sehingga kita bisa memberikan kepemimpinan yang handal dan penuh rasa tanggung jawab, tanpa meninggalkan karakter kita sebagai perempuan. Dan dengan berperan sebagai ibu dalam kepemimpinan kita, kita turut memberikan kontribusi untuk menjadikan generasi penerus yang lebih baik.


When You Educate a Man, you educate a man. 

When you educate a woman, you educate a generation.


(Tulisan ini dibuat dalam rangka Peringatan Hari Kartini 21 April 2021)


Rabu, 22 Juli 2020

Goededag, Vliegveld Tjililitan!

Vliegveld Tjililitan, 24 November 1924. Fokker VII nomor registrasi NAHCC baru saja mendarat di Vliegveld Tjililitan, Batavia setelah take off dari Muntok dalam rangka menyelesaikan tahapan akhir rute Amsterdam-Batavia. Pesawat yang lepas landas dari Schippol pada tanggal 1 Oktober 1924 ini baru saja menyelesaikan 55 hari perjalanannya, sekaligus menjawab “tantangan” membuka rute penerbangan dari Belanda ke Hindia Belanda.

Salah satu DC-3 yang pernah digunakan TNI AU

Inilah peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, atau awalnya bernama Vliegveld Tjililitan. Vliegveld Tjililitan dibangun pada tahun 1915 untuk melayani penerbangan sipil domestik. Lahan yang digunakan untuk Vliegveld Tjililitan semula merupakan tanah partikelir bernama Tandjoeng Oost yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Adanya pendaratan Fokker VII NAHCC tahun 1924 menandai peristiwa penting yang mengubah fungsi Vliegveld Tjililitan menjadi bandara internasional pertama di Hindia Belanda.

Vliegveld Tjililitan “berhenti sementara” sebagai tempat pendaratan pesawat-pesawat dari Eropa pada tahun 1940, ketika fungsi bandara komersial internasional dipindahkan ke Vliegveld Kemajoran. Pada masa Perang Dunia, seiring meningkatnya kebutuhan militer, Vliegveld Tjililitan beralih fungsi menjadi lapangan udara militer. Fungsi ini berlanjut ketika pada tahun 1946, Vliegveld Tjililitan menjadi basis Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (ML-KNIL atau Angkatan Udara KNIL).

Sebagai salah satu hasil Konferensi Meja Bundar tahun 1949 di Den Haag, pemerintah Belanda diwakili oleh Kepala Militaire Luchtvoort (Penerbangan Militer) menyerahkan Vliegveld Tjililitan kepada pemerintah Indonesia pada 20 Juni 1950. Diterima oleh KSAU Komodor Udara Soerjadi Suryadarma, Vliegveld Tjililitan diperuntukkan sebagai pangkalan udara militer sekaligus markas Komando Operasi Angkatan Udara I TNI-AU. Tanggal 17 Agustus 1952, nama Lapangan Udara Tjiilitan kemudian diganti menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, sebagai penghormatan kepada Marsekal Muda TNI (Anumerta) Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur pada tanggal 14 Desember 1947 ketika pesawat yang diterbangkannya bersama Marsekal Muda TNI (Anumerta) Iswahjoedi jatuh di Tanjung Hantu, Semenanjung Malaya.

Suasana Bandara Halim dari dalam pesawat

Namun fungsi Lapangan Udara Halim Perdanakusuma sebagai pangkalan udara militer ternyata tidak berlangsung selamanya. Tahun 1974, Bandara Halim Perdanakusuma kembali melayani penerbangan komersial sebagai pendamping Bandara Kemayoran untuk penerbangan internasional. Setelah Bandara Kemayoran ditutup secara resmi pada 1 Mei 1985 dan seluruh penerbangan komersial dipindahkan ke Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma kembali berfokus pada kepentingan penerbangan militer. Dan seperti kita ketahui, sejak tahun 2014, Bandara Halim Perdanakusuma kembali menjalani dua fungsi sebagai pangkalan udara militer sekaligus melayani penerbangan komersial, untuk mengurangi kepadatan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta.

Hanggar Skadron Udara 31

Di antara hanggar yang diserahkan oleh ML-KNIL kepada TNI-AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada tahun 1950, salah satunya adalah hanggar yang digunakan Skadron Udara 31 Satuan Udara Angkut Berat. Hanggar ini merupakan hanggar beton dari masa Hindia Belanda, dan masih berdiri dengan kokoh hingga hari ini. Saat ini hangar Skadron Udara 31 merupakan “rumah” bagi armada Lockheed Martin C-130 Hercules, pesawat angkut berat buatan Amerika Serikat. Sejak dibuat pertama kali tahun 1954, pesawat itu telah sukses menjalani berbagai misi militer dan sipil, dan telah berkembang dalam berbagai jenis varian.

Armada Hercules TNI AU di Halim

Keberadaan Hercules di Indonesia memiliki kisah yang menarik, karena Indonesia merupakan negara pertama di luar Amerika Serikat yang menggunakan Hercules. Generasi pertama Hercules di Indonesia merupakan “hadiah” dari pemerintah Amerika Serikat atas penukaran tawanan pilot CIA Allen Pope yang terlibat membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi pada tahun 1958. Ketika Presiden AS JFK menawari hadiah, Soekarno meminta ditunjukkan pesawat Hercules yang saat itu masih baru. Indonesia kemudian menerima 10 pesawat Hercules yang menjadi embrio lahirnya Skadron Angkut Berat Jarak Jauh TNI AU.

Tugu Sapta Marga

Satu hal yang tidak banyak orang tahu, di dalam area Vliegveld Tjililitan pernah terdapat Ereveld Tjililitan, yang merupakan kompleks pemakaman militer. Sangat umum di masa Perang Dunia II lapangan udara militer memiliki makam di dekatnya, untuk memakamkan korban perang, korban kecelakaan pesawat, atau tokoh Angkatan Udara yang wafat. Saat ini pemakaman tersebut sudah tidak ada karena pada tahun 1968 dipindahkan ke Ereveld Menteng Pulo, sesuai perjanjian sentralisasi makam Belanda. Di tempat yang diduga pernah menjadi lokasi Ereveld Tjililitan, terdapat hutan kecil yang ditandai Monumen Sapta Marga. Sedangkan makam yang semula berada di Ereveld Tjililitan dimakamkan dalam satu blok di Ereveld Menteng Pulo, ditandai dengan tugu berbentuk baling-baling pesawat dan prasasti bertuliskan “ter nagedachtenis aan onze gevallen kameraden” yang artinya kira-kira: “Untuk rekan-rekan kami yang telah jatuh”.

Blok Tjililitan di Ereveld Menteng Pulo


Laut Sebagai Sumber Energi Terbarukan

Menjelang konferensi pemanasan global di awal Desember 2007, kita dihujani dengan berita bahwa telah ditemukan blue energy berupa bahan bakar dari air laut, dan yang membanggakan adalah penemunya bernama Joko Suprapto berasal dari Nganjuk, Indonesia. Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya pada bulan September 2007, dunia juga dikejutkan dengan berita bahwa John Kanzius, ilmuwan dari Erie, Amerika Serikat, dalam penelitiannya menggunakan gelombang radio untuk pengobatan kanker, menemukan bahwa apabila air laut dipapar dengan gelombang radio selama waktu tertentu, air laut tersebut akan terbakar. Namun banyak juga pihak yang meragukan kebenaran kedua berita ini, karena secara ilmiah belum ada penelitian lanjutan yang membuktikan kebenaran bahwa air laut dapat dijadikan pengganti bahan bakar fosil secara mudah.

Dalam pengembangan teknologi untuk mencari sumber energi alternatif, laut merupakan salah satu sumber yang dipertimbangkan untuk menjadi sumber energi, karena jumlahnya yang berlimpah dan sifatnya yang renewable. Berikut ini adalah beberapa cara atau perkembangan teknologi untuk memanfaatkan laut sebagai sumber energi alternatif. 

Energi Terbarukan dari Gelombang Laut
Gelombang laut terjadi karena tiupan angin di permukaan laut. Gelombang laut memiliki energi potensial yang sangat besar, namun tidak mudah untuk memanen energi ini dan mengubahnya menjadi energi listrik.


Terdapat beberapa metode untuk mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik. Salah satu metoda yang paling efektif adalah bekerja seperti kebalikan mesin ombak di kolam renang. Pada mesin ombak di kolam renang, udara ditiupkan masuk dan keluar pada sebuah bilik di samping kolam, yang menyebabkan air kolam bergerak naik-turun dan membentuk gelombang. Pada stasiun pembangkit listrik dari ombak, gelombang yang tiba menyebabkan air pada bilik untuk naik dan jatuh, sehingga udara dipaksa masuk dan keluar dari lubang di bagian atas bilik. Pada lubang ini diletakkan turbin yang berputar dengan dorongan udara keluar masuk, dan turbin itu kemudian memutar generator. Masalah dalam rancangan ini adalah udara yang memutar turbin sangat berisik, kecuali dipasang peredam. Bunyi berisik itu sendiri bukan masalah besar, karena ombak yang terjadi sendiri sudah sangat berisik. 

Namun masalah besar yang dihadapi adalah instalasi pembangkit listrik dengan tenaga gelombang laut ini harus mampu bertahan dalam kondisi badai terburuk yang dapat terjadi di laut, dan sebaliknya juga harus mampu menghasilkan sejumlah listrik dalam kondisi gelombang laut kecil. Tentunya sistem pembangkit ini tidak berguna banyak jika hanya bisa berfungsi saat terjadi badai. Saat ini instalasi pembangkit listrik dengan tenaga gelombang laut sudah banyak dibangun negara-negara Eropa di sekitar Laut Utara.

Keunggulan dari sistem pembangkit listrik dengan gelombang laut adalah :
  • energi yang dihasilkan gratis, tidak memerlukan bahan bakar, dan tidak menimbulkan polusi dan limbah
  • biaya pengoperasian dan perawatan fasilitas generator cukup murah
  • dapat memproduksi energi dalam jumlah besar
Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah :
  • produksi energi sangat bergantung pada kondisi gelombang laut – terkadang bisa diperoleh energi dalam jumlah besar, terkadang tidak
  • membutuhkan lokasi yang tepat, di mana gelombang laut yang terjadi cukup kuat sepanjang waktu
  • beberapa rancangan turbin generator terkadang sangat berisik
  • harus mampu bertahan dalam kondisi badai terburuk
Selain dari gelombang laut, energi dapat juga “dipanen” dari energi pasang-surut air laut. Walaupun energi ini belum banyak dimanfaatkan, energi pasang-surut ini berpotensi untuk menggerakkan pembangkit listrik, dan sifatnya lebih mudah diramalkan dibandingkan energi dari angin atau sinar matahari. Di Eropa, penggilingan gandum dengan energi pasang-surut sudah digunakan selama ribuan tahun.

Pada prinsipnya, energi pasang-surut dihasilkan dari tarikan gravitasi bulan terhadap air laut. Akibat gaya gravitasi ini, aras permukaan air laut mengikuti periode tinggi dan rendah. Ketinggian pasang-surut di berbagai tempat di permukaan bumi merupakan hasil dari perubahan posisi relative matahari dan bulan terhadap bumi, dikombinasikan dengan dampak rotasi bumi dan bentuk dasar laut. Pembangkit listrik energi pasang-surut memanfaatkan fenomena ini untuk menghasilkan energi. Semakin tinggi selisih antara pasang naik dan pasang surut, semakin besar kemungkinan untuk memanen energi. Daerah-daerah yang berpotensi untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga pasang-surut antara lain di Inggirs, Skotlandia, Australia, Selandia Baru, Kanada, Selat Gibraltar, dan Selat Malaka.

Produksi Hidrogen dari Air Laut
Hidrogen merupakan salah satu bahan bakar utama untuk motor elektrik dan internal combustion engine, sehingga salah satu tujuan pencarian energi alternatif adalah untuk mencari sumber produksi hidrogen, mengingat suplai hidrogen yang ada saat  ini masih bergantung pada bahan bakar fosil, yang berpotensi untuk menghasilkan pemanasan global, terutama dari hasil samping berupa karbondioksida dan metana.

Air laut dapat menjadi sumber hidrogen, yang dihasilkan melalui proses elektrolisis. Elektrolisis air dilakukan dengan melewatkan arus searah pada air, dengan menggunakan elektroda (umumnya menggunakan platinum yang bersifat inert, agar elektroda tidak bereaksi dengan hasil reaksi). Reaksi elektrolisis dapat digambarkan seperti pada gambar berikut.

Proses elektrolisis menghasilkan hidrogen, dengan hasil samping berupa oksigen murni, sehingga proses ini tidak menimbulkan polusi. Dalam prosesnya, penggunaan air laut yang memiliki kandungan garam lebih tinggi daripada air murni akan meningkatkan intensitas reaksi. Saat ini, baru sekitar 4% produksi hidrogen di dunia yang dihasilkan melalui proses elektrolisis, di mana hidrogen yang dihasilkan kemudian digunakan kembali pada lokasi pabrik yang sama. Efisiensi rata-rata yang pernah dilaporkan dalam proses elektrolisis ini adalah sekitar 50-70%, sementara secara teoritis efisiensi proses diperkirakan dapat mencapai 80-94%. Salah satu kegunaan hidrogen yang dihasilkan dari proses elektrolisis adalah untuk menjalankan sel bahan bakar atau fuel cell, yang saat ini sudah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik atau penggerak mesin kendaraan (misalnya hybrid car).

Penutup
Laut merupakan sumber daya alam yang terbarukan, dengan demikian sangat berpotensi untuk diteliti sebagai sumber energi untuk menggantikan bahan bakar fosil yang cadangannya semakin habis, serta mengurangi pemanasan global dengan proses konversi energi yang lebih ramah lingkungan.


Note: dimuat di Warta Pertamina, No. 1/Thn XLIII, Januari 2008


Pembangkit Listrik Mikrohidro - Solusi Penyediaan Listrik di Lokasi Terpencil

Pembangkit listrik mikro-hidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik tenaga air yang dapat menghasilkan energi listrik sampai dengan 200 KW. PLTMH terutama banyak digunakan di negara berkembang, karena merupakan pembangkit listrik yang ekonomis, dan dapat digunakan di daerah terpencil.
Keunggulan dari PLTMH adalah:
  • Menggunakan air sebagai sumber daya alam terbarukan (renewable) dan tidak konsumtif terhadap pemakaian air
  • Teknologi sederhana sehingga mudah dioperasikan, biaya pengoperasian rendah, dengan efisiensi tinggi
  • Dapat diintegrasikan dengan program lain seperti irigasi dan perikanan
PLTMH dapat memiliki jaringan transmisi dan distribusi sendiri, serta dapat terhubung dengan jaringan sistem pembangkit listrik yang lebih besar.

Komponen Utama Pembangkit Listrik Mikro-hidro
Pada dasarnya, rancangan instalasi mikro-hidro sangat bergantung pada kondisi geografis masing-masing lokasi, namun terdapat komponen utama yang selalu tersedia di setiap lokasi, yaitu air sebagai sumber energi, turbin, dan generator.
 

Ketersediaan sumber air merupakan faktor utama yang menentukan apakah sebuah tempat dapat dibangun instalasi PLTMH atau tidak. Sumber air ini dapat berasal dari aliran mata air, sungai, air terjun alam, atau saluran irigasi. PLTMH memanfaatkan energi potensial yang dibawa air untuk menghasilkan energi listrik. Energi potensial dalam bentuk tinggi energi (head) ini dapat diperoleh secara alami (dari faktor geografis, seperti air terjun), atau dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui pipa pesat untuk menggerakkan turbin. Energi mekanik yang berasal dari putaran turbin diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.

Jenis turbin yang digunakan sangat bergantung pada head sumber air dan debit air. Untuk daerah pegunungan di mana ketinggian sumber air lebih tinggi daripada turbin sehingga head cukup tinggi (bisa mencapai 50 meter) dan debit air relatif rendah, jenis turbin yang cocok adalah jenis turbin Pelton. Untuk daerah dengan head rendah dan debit air tinggi, jenis turbin yang cocok adalah tipe propeller, seperti turbin Francis atau turbin Kaplan.

Untuk jenis generator, terdapat dua jenis generator yang digunakan pada instalasi PLTMH, yaitu generator sinkron dan generator asinkron (generator induksi). Generator sinkron memproduksi gelombang daya listrik yang sinkron dengan rotasi generator. Medan magnet pada rotor untuk memproduksi listrik dipasok oleh arus DC (baterai) atau magnet permanen. Frekuensi dan tegangan yang diproduksi generator sinkron dapat dengan mudah dikendalikan agar berada pada nilai yang konstan. Karena tidak membutuhkan pasokan listrik dari sistem jaringan listrik AC untuk memproduksi medan magnet, maka generator ini sangat cocok untuk digunakan di daerah terpencil dan sangat terisolir. Generator sinkron lebih efisien dibandingkan generator induksi, dan dapat dengan mudah mengakomodasi variasi faktor beban daya.

Sedangkan generator asinkron atau generator induksi memiliki konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan generator sinkron, namun membutuhkan sistem kendali elektronik yang lebih rumit. Generator ini digerakkan dengan memasok listrik dari jaringan listrik AC, sehingga lebih cocok untuk daerah yang telah dilalui jaringan listrik. Kecepatan generator dapat bervariasi, mengikuti kecepatan putaran turbin. Perbandingan antara biaya dan kinerja sistem generator induksi umumnya lebih menarik daripada sistem yang menggunakan generator sinkron.

Komponen Penunjang Instalasi PLTMH
Untuk menghasilkan energi listrik, instalasi PLTMH dilengkapi dengan berbagai komponen penunjang, yang berfungsi mengendalikan aliran air untuk mendapatkan tinggi energi (head) dan debit alir yang efektif untuk menjalankan turbin. Komponen penunjang juga disesuaikan dengan kondisi lokasi yang akan dibangun PLTMH, antara lain kondisi geografis, kondisi aliran air, dan budaya masyarakat setempat.



Adapun komponen-komponen penunjang yang digunakan dalam instalasi PLTMH antara lain adalah :
  • Dam/Bendungan Pengalih (Diversion Weir) dan Titik Pengambilan (intake). Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan aliran air ke instalasi PLTMH melalui titik pengambilan di sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap. Bagian ini biasanya dilengkapi dengan pintu air, sehingga aliran air dapat ditutup untuk keperluan inspeksi dan pemeliharaan. 
  • Bak Pengendap (Settling Basin). Bak pengendap digunakan untuk memisahkan partikel-partikel pasir dari air, agar tidak terikut aliran air karena dapat merusak komponen-komponen lainnya. Bak pengendap dapat dilengkapi dengan saringan untuk menangkap sampah atau ikan yang terbawa aliran air.
  • Saluran Penghantar (Headrace). Saluran penghantar biasanya dibuat mengikuti kontur geografis aliran air untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan
  • Bak Penenang (Headtank). Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air antara saluran penghantar dan pipa pesat, serta untuk pemisahan/penyaringan akhir kotoran dalam air.
  • Pipa Pesat (Penstock). Pipa pesat atau pipa penyaluran menghubungkan antara saluran penghantar dengan turbin yang terletak di elevasi lebih rendah.
  • Turbin. Turbin berfungsi mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik yang menggerakkan generator. 
  • Pipa Hisap (Tailrace). Pipa hisap berfungsi untuk menghisap air dari turbin dan mengeluarkan air ke saluran buang.
  • Generator. Generator berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
  • Sistem Kontrol.

Potensi di Indonesia
PLTMH sebenarnya bukan teknologi baru di Indonesia. Pada masa sebelum kemerdekaan, pemerintah Hindia Belanda pernah membangun PLTMH Salido Kecil di Pesisir Selatan Sumatra Barat untuk menunjang pertambangan emas di daerah tersebut. Ketika pertambangan emas ditutup, PLTMH tersebut dimanfaatkan oleh pabrik Semen Indarung. Saat ini PLTMH Salido Kecil sudah direhabilitasi dan masih beroperasi untuk memasok listrik bagi masyarakat sekitarnya, serta menjadi tempat studi banding dan pengembangan teknologi ketenagalistrikan dan energi terbarukan.

Dengan adanya program Listrik Masuk Desa, maka PLTMH menjadi salah satu alternatif penyedia tenaga listrik di daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau jaringan PLN, dengan memanfaatkan sumber tenaga air yang tersedia di lokasi tersebut. 

Salah satu kendala dalam pengembangan PLTMH di Indonesia adalah dari faktor keekonomian. Saat ini, pemakaian energi listrik oleh masyarakat pedesaan umumnya hanya berkisar 14-16% dari daya yang terpasang. Rendahnya pemakaian listrik ini disebabkan pemakaian yang masih terbatas pada lampu penerangan. Untuk meningkatkan faktor beban hingga mencapai lebih 50%, maka perlu adanya strategi perencanaan penggunaan energi listrik di pedesaan, misalnya di siang hari digunakan untuk pengolahan hasil pertanian (misalnya mesin giling padi) atau industri kecil (pendinginan, penyulingan), di sore hari digunakan untuk lampu penerangan dan peralatan rumah tangga, dan di malam hari digunakan untuk penetasan telur, pengasapan ikan dan pengeringan hasil pertanian.

Penutup
Teknologi PLTMH sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia, terutama untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah terpencil. Namun agar teknologi tersebut dapat dikembangkan dengan nilai keekonomian optimal, perlu adanya data awal yang lengkap mengenai kondisi geografis dan sosial masyarakat di lokasi yang akan dibangun PLTMH, serta melakukan sosialisasi mengenai manfaat teknologi PLTMH bagi masyarakat sekitar, sehingga dapat dibuat perencanaan yang komprehensif untuk menghasilkan instalasi PLTMH yang tepat guna namun memiliki nilai keekonomian yang optimal.

Pemetaan Korosi Pada Kilang Minyak Bumi

Dengan pesatnya perkembangan industri minyak bumi dan petrokimia, saat ini minyak bumi telah menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, sehingga industri minyak bumi merupakan industri strategis dan kelangsungan kegiatan produksi, transportasi dan pengolahan minyak bumi menjadi sangat penting. Kegagalan akibat korosi hanya merupakan salah satu penyebab kerusakan peralatan, namun merupakan salah satu sumber utama penyebab terjadinya kegagalan pada peralatan kilang minyak bumi.

Tipikal Peta Korosi Untuk Unit Distilasi Minyak Mentah



Pemetaan korosi adalah suatu metode penggambaran tingkat kerawanan terhadap bahaya korosi pada suatu peralatan atau rangkaian peralatan. Kegiatan pemetaan korosi merupakan bagian dari Risk-Base Inspection (RBI), dan menjadi suatu instrumen untuk memprediksi tingkat kerawanan terhadap bahaya korosi pada sistem peralatan kilang minyak bumi. Dengan adanya peta korosi untuk peralatan kilang minyak bumi, diharapkan resiko kegagalan akibat korosi dapat terdeteksi sejak dini sehingga dapat diambil tindakan yang tepat untuk menangani dan meminimalkan kegagalan peralatan kilang minyak bumi akibat korosi.

KOROSI PADA KILANG MINYAK BUMI
Peristiwa korosi pada peralatan kilang minyak bumi merupakan kombinasi dari jenis material yang digunakan, jenis dan komposisi fluida yang mengalir pada peralatan, dan kondisi proses fluida (tekanan, temperatur, laju alir). Jenis kerusakan akibat korosi yang mungkin terjadi para peralatan kilang dapat berupa korosi akuatik merata, korosi suhu tinggi, stress corrosion cracking (SCC), atau serangan hidrogen pada suhu tinggi.

Hidrokarbon sebagai senyawa mayoritas pada minyak mentah tidak bersifat korosif, sehingga korosi pada kilang minyak bumi disebabkan oleh pengotor yang terkandung pada minyak mentah. Senyawa korosif pada kilang minyak bumi dapat berasal dari 2 sumber, yaitu senyawa yang terbawa minyak mentah dari sumur, dan senyawa yang digunakan untuk keperluan proses. Senyawa korosif yang terbawa bersama minyak mentah antara lain air, CO2, brine, senyawa sulfur, dan asam naftenat. Zat-zat korosif yang berasal dari zat tambahan untuk keperluan proses antara lain nitrogen dan oksigen (dari udara proses atau hasil reaksi), H2SO4 (untuk proses alkilasi dan polimerisasi), NaOH (dari proses netralisasi asam), dan hidrogen (dari proses hidrogenasi).

PEMBUATAN PETA KOROSI KILANG MINYAK BUMI
Peta korosi dibuat dari perkiraan laju korosi (kuantitatif) dan/atau tingkat kerawanan (kualitatif) untuk masing-masing peralatan. Dalam menganalisa peristiwa korosi yang mungkin terjadi, perlu didefinisikan batasan kondisi yang dianalisa, apakah analisa dilakukan untuk kondisi operasi normal, atau juga termasuk kondisi pada saat turn-around atau shut-down. Sesuai dengan tujuan pemetaan korosi, maka analisa kerusakan dibatasi pada kerusakan yang diakibatkan peristiwa korosi, dan mengabaikan kerusakan karena sebab-sebab lain (misalnya kerusakan akibat beban kerja peralatan).
Sumber data untuk membuat peta korosi peralatan kilang berasal dari berbagai sumber, antara lain:
  • Data rancangan peralatan, berupa data material dan kondisi proses rancangan
  • Data laboratorium, berupa data komposisi fluida proses
  • Data operasi aktual, berupa data temperatur, tekanan dan laju alir proses
  • Data inspeksi, berupa data pengurangan ketebalan material (untuk mengetahui laju korosi aktual), serta data kerusakan/kegagalan material yang pernah terjadi dan data penggantian material
  • Data laju korosi dari uji laboratorium menggunakan simulasi kondisi proses
  • Data hasil uji kupon korosi in-situ
Peristiwa korosi yang mungkin terjadi diramalkan dengan menganalisa data-data tersebut. Untuk memperkirakan jenis kerusakan dan laju korosi maksimum yang mungkin terjadi, digunakan tabel laju korosi, misalnya dari NACE Corrosion Data Book atau API 581 Risk Base Inspection-Base Resource Document.

Ketersediaan data yang lengkap dan akurat merupakan hal yang sangat krusial dalam menganalisa peristiwa korosi yang mungkin terjadi. Kendala yang kerap terjadi adalah sering kali tidak tersedia data atau informasi yang handal (reliable). Akibatnya sering kali terjadi salah perkiraan, di mana berdasarkan data yang diperoleh suatu bagian proses diperkirakan memiliki tingkat kerawanan korosi tinggi sedangkan pada kenyataannya bagian tersebut tidak pernah mengalami masalah korosi, atau sebaliknya. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan diskusi dan pertukaran informasi yang baik antara pihak yang terkait dengan kegiatan operasi dan inspeksi pada kilang minyak bumi dengan pihak yang melakukan kegiatan pemetaan korosi. Kompilasi data yang akurat dan rapi akan sangat membantu pekerjaan pemetaan korosi.

Hasil pemetaan korosi tidak dapat digeneralisasi, karena jenis kerusakan, penyebab, dan mekanisme korosi untuk masing-masing peralatan dapat berbeda satu sama lain. Untuk itu peta korosi harus dilengkapi dengan keterangan mengenai rincian analisa pada masing-masing kasus, yang menyatakan mengenai jenis kerusakan yang diperkirakan, perkiraan penyebab (zat korosif dan/atau kondisi operasi), mekanisme kerusakan korosi yang mungkin terjadi, dan laju korosi (aktual dan/atau hasil perkiraan). Keterangan tersebut kemudian digunakan untuk mengkaji tindakan yang sesuai untuk menangani dan meminimalkan kerusakan akibat korosi pada masing-masing bagian.

Berdasarkan peta korosi peralatan proses, dapat disusun suatu program inspeksi peralatan proses terhadap kerusakan akibat korosi dengan efektif dan efisien, serta menentukan metoda yang sesuai untuk melakukan pengukuran laju korosi secara rutin tanpa mengganggu kelangsungan proses. Di samping itu bagian operasi juga dapat meningkatkan kewaspadaan pada peralatan yang rawan bahaya korosi, dan melakukan tindakan yang sesuai untuk mencegah dan meminimalkan kerusakan akibat korosi. Oleh karena itu, untuk menghasilkan sebuah peta korosi yang handal, diperlukan kerjasama yang baik dari seluruh bagian kilang untuk menyediakan data yang diperlukan dalam melakukan kajian peristiwa korosi yang mungkin terjadi di kilang minyak bumi.

PENUTUP
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peta korosi dapat membantu menanggulangi masalah korosi pada peralatan proses kilang minyak bumi. Untuk menghasilkan peta korosi yang handal, perlu kerjasama yang baik dari seluruh bagian pengelola kilang minyak bumi.


Note: Diterbitkan di Warta Pertamina No. 3/XXXVIII, Maret 2003

Ballet Ramayana: Pesona Lain Wisata Candi Prambanan

Ramayana merupakan kisah epik Hindu yang ditulis oleh pujangga Walmiki sekitar tahun 250 SM, yang menceritakan mengenai kemenangan kebaikan atas kejahatan, serta mengandung berbagai pesan moral mengenai kehidupan dan dharma, termasuk diantaranya ajaran-ajaran mengenai etika, sosiologi,dan politik. Sedemikian tingginya nilai-nilai ajaran yang terkandung dalam kisah Ramayana, hingga di negeri asalnya, India, Ramayana dianggap memiliki nilai religius.

Relief Ramayana di Candi Prambanan

Kisah Ramayana telah ditampilkan dalam berbagai versi dan bentuk. Terutama di India, Thailand, Kamboja, Jawa dan Bali, Ramayana telah mengalami proses asimilasi dan akulturasi dengan budaya masing-masing bangsa dan dapat ditemukan dalam berbagai bentuk kesenian, mulai dari drama, tari tradisional, lukisan, relief, patung, dan juga pertunjukan wayang. Bahkan di masa modern ini kisah Ramayana juga telah ditampilkan dalam bentuk film dan komik. Namun demikian Sendratari Ramayana yang dipentaskan di Candi Prambanan Yogyakarta memiliki keistimewaan tersendiri, karena kisah ini terpahat dalam bentuk relief di sepanjang dinding Candi Prambanan.

SEKILAS CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi Prambanan diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Raja Balitung Maha Sambu dari kerajaan Mataram Kuno pada abad 9 Masehi. Candi ini memiliki 8 kuil, 3 candi utama dibangun bagi Syiwa, Wisnu dan Brahma. Di dalam kuil Siwa sebagai kuil yang terbesar terdapat patung Durga, istri Siwa. Masyarakat setempat menamai candi ini Candi Loro Jonggrang, sesuai dengan legenda Bandung Bandawasa.

Candi Prambanan

Candi Prambanan ditemukan kembali oleh C.A. Lons, seorang Belanda yang mengunjungi Jawa pada tahun 1733. Usaha pertama kali untuk menyelamatkan candi Prambanan dilakukan oleh J.W. Yjzerman pada tahun 1885, namun pekerjaan pemugaran secara besar-besaran baru dilakukan pada tahun 1902 dan dipimpin oleh Th. Van Erp.

Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sekitar kompleks candi Prambanan terdapat candi-candi Budha yang mengeliling, yaitu candi Sajiwan, candi Lumbung, candi Sewu dan candi Plaosan. Saat ini pengelolaan Candi Prambanan berada di bawah PT (Persero) Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko.

BALLET RAMAYANA
Sendratari Ramayana di Candi Prambanan untuk pertama kali dipentaskan pada malam bulan purnama di bulan Juni 1961, bertempat di Panggung Terbuka di sebelah selatan Candi Prambanan. Adapun sebagai pemrakarsa adalah GBPH Djatikusumo, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. Ide ini muncul setelah GBPH Djatikusumo melihat pagelaran sendratari di Angkor Wat, Kamboja. 

Sendratari Ramayana

Pada awalnya, sendratari ini hanya dipertunjukkan di Teater Terbuka pada malam bulan purnama di musim kemarau (antara bulan Mei dan Oktober). Seiring dengan semakin meningkatnya minat wisatawan untuk menyaksikan sendratari ini, maka pada tahun 1988 dibangun Teater Trimurti yang tertutup di sebelah barat candi, sehingga pertunjukan tidak lagi tergantung pada cuaca. Selain itu, jadwal pertunjukan ditambah, sehingga penonton tidak perlu menunggu hingga saat bulan purnama untuk dapat menyaksikan pertunjukan.

Pertunjukan di Teater Terbuka dilaksanakan pada musim kemarau atau saat cuaca cerah, dan didukung oleh 250 penari. Sedangkan pada musim hujan, pertunjukan diselenggarakan di Teater Tertutup, dan didukung oleh 50 penari. Pada umumnya setiap pertunjukan menampilkan cerita penuh (yang tentu saja singkat dan padat, karena bila seluruh episode Ramayana ditampilkan secara utuh dan detail, maka dapat memakan waktu hingga semalam suntuk). Namun untuk pertunjukan di Teater Terbuka, terkadang hanya ditampilkan episode-episode tertentu. Setiap pertunjukan diiringi oleh musik gamelan secara live, dan didukung berbagai efek pencahayaan dan asap untuk semakin mendramatisir cerita. Tidak kalah menarik, para penari juga menampilkan berbagai ketrampilan dan atraksi yang luar biasa, di antaranya pasukan kera yang berjungkir balik, serta adegan memanah yang ditampilkan secara nyata.

KENAPA DISEBUT BALLET RAMAYANA?
Berbeda dengan wayang orang yang menggunakan dialog dan kidung dalam penyampaiannya, dalam sendratari (seni drama dan tari) cerita disampaikan melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah dan ilustrasi musik, hanya sesekali diselingi dengan nyanyian atau kidung dari para penari. Hal ini tentu saja lebih mirip pertunjukan ballet dibandingkan opera, sehingga kiranya pantas apabila pertunjukan ini disebut sebagai Ballet Ramayana, walaupun dibawakan dalam tarian tradisional Jawa.

PENUTUP
Walaupun kisah Ramayana bukan merupakan kisah asli Indonesia, namun kisah ini telah berasimilasi dan menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Pertunjukan Sendratari (Ballet) Ramayana merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan dan melestarikan kebudayaan tradisional Indonesia melalui media kesenian.


Note: Diterbitkan di Warta Pertamina No. 7/XL, Juli 2005