- https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/pertamina-smexpo-2022-usung-umkm-asli-indonesia-asli-kerennya, diakses 1 Desember 2022
- https://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=847:persoalan-hukum-seputar-tanggung-jawab-sosial-dan-lingkungan-perseroan-dalam-perundang-undangan-ekonomi-indonesia&catid=102:hukum-perdata&Itemid=182, diakses 1 Desember 2022 https://theconversation.com/umkm-indonesia-tahan-banting-pada-krisis-1998-dan-2008-tapi-tidak-saat-pandemi-141136, diakses 1 Desember 2022
Rhien's Writing Pad
Sabtu, 03 Desember 2022
UMKM Sebagai Benteng Bangsa Dari Krisis Ekonomi
Jumat, 30 April 2021
Pemimpin Perempuan Untuk Generasi Yang Lebih Baik
"Bukan laki-laki yang hendak kami lawan, melainkan pendapat kolot dan adat usang." -Raden Adjeng Kartini-
Setiap bulan April kita memperingati Hari Kartini, untuk mengenang jasa Raden Ajeng Kartini sebagai tokoh emansipasi perempuan. Namun sejatinya, “emansipasi perempuan” yang selalu dikaitkan dengan RA Kartini bukanlah gerakan feminisme dalam arti yang sempit. Kartini menyadari bahwa perempuan yang terdidik bukan sekadar memberikannya kebebasan dari kekangan yang membatasi perempuan untuk berkembang dan maju. Lebih dari itu, Para perempuan yang terdidik akan mampu menjalankan kodratnya sebagai ibu, untuk mendidik anak-anaknya menjadi generasi penerus yang lebih baik.
Peran perempuan sebagai pendidik pertama ini merupakan bentuk dari kepemimpinan perempuan. Kepemimpinan perempuan – tepatnya kepemimpinan ibu -- adalah hal pertama yang dirasakan oleh anak-anaknya. Seringkali karakter kepemimpinan perempuan sebagai ibu pun terbawa hingga di lingkungan di luar rumah, termasuk di komunitas atau di tempat kerja. Namun karakter kepemimpinan perempuan yang khas inilah yang menjadi keunggulan para perempuan yang berperan sebagai pemimpin. Sebut saja kemampuan multitasking, memiliki kepekaan, memiliki keluwesan dalam bergaul maupun berkomunikasi, lebih rajin, lebih teliti – hal-hal ini membuat perempuan memiliki cara memimpin yang berbeda dengan laki-laki.
Walaupun saat ini perempuan sudah banyak memiliki kesempatan untuk maju dan berkembang, namun seringkali perempuan terhambat oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis fenomena. Fenomena yang pertama adalah Glass Ceiling Effect, di mana ketika perempuan mencoba meraih posisi yang lebih tinggi, ia bisa melihat posisi itu, namun ada batasan yang tidak nampak. Hal ini bisa disebabkan adalah sikap stereotyping, prejudice, dan memandang kedudukan perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Sedangkan fenomena yang kedua adalah Sticky Floor Effect, di mana hambatan untuk maju sudah ditemui perempuan sejak awal berkarir, misalnya akibat budaya kerja yang maskulin, kondisi keluarga, atau bahkan dari sang perempuan sendiri yang tidak yakin akan kemampuannya, membuat perempuan takut berambisi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi.
Bagaimana cara mengatasi kedua fenomena yang bisa menghambat kemajuan perempuan? Inilah tantangan perempuan untuk menunjukkan bahwa kualitas kepemimpinan perempuan sama baiknya dengan para lelaki. Perempuan harus dapat memiliki sikap yang positive thinking, tangguh, pantang menyerah, memanfaatkan keluwesannya untuk membangun network yang luas, serta memiliki dedikasi tinggi untuk menunjukkan hasil pekerjaan terbaik.
Jika kita kembali kepada kodrat perempuan sebagai ibu, ibu adalah pemimpin pertama yang memimpin dan mendidik anak-anaknya. Kepemimpinan ibu dapat juga diterapkan di tempat lain, termasuk di komunitas dan di tempat kerja. Banyak perempuan yang sukses dalam kepemimpinannya, dengan memposisikan dirinya sebagai seorang ibu. Seperti seorang ibu, pemimpin perempuan dapat membimbing bawahannya, membangun kepercayaan, memberi semangat, nasehat, dan memberi dukungan. Pemimpin perempuan – seperti halnya seorang ibu – juga harus menjadi role model, memberi keteladanan sebagai pemimpin yang handal dan bertanggung jawab, sekaligus adil kepada orang-orang di sekitarnya. Dengan mengambil peran sebagai “ibu”, pemimpin perempuan bisa menciptakan suasana yang solid dan harmonis, seperti halnya seorang ibu yang menjaga keharmonisan keluarganya.
Barangkali timbul pertanyaan, bagaimana jika kita – perempuan – belum memiliki anak, atau bahkan masih melajang? Apakah kita akan mampu memimpin dengan mengambil peran sebagai ibu? Menurut saya, kodrat sebagai ibu melekat di setiap perempuan, apakah perempuan itu memiliki anak, tidak memiliki anak, dan bahkan perempuan yang lajang sekalipun. Kenali diri kita sebagai perempuan, kenali kelebihan atau keunggulan kita sebagai perempuan, dan implementasikan kelebihan tersebut dalam aktivitas kita sehari-hari, sehingga kita bisa memberikan kepemimpinan yang handal dan penuh rasa tanggung jawab, tanpa meninggalkan karakter kita sebagai perempuan. Dan dengan berperan sebagai ibu dalam kepemimpinan kita, kita turut memberikan kontribusi untuk menjadikan generasi penerus yang lebih baik.
When You Educate a Man, you educate a man.
When you educate a woman, you educate a generation.
(Tulisan ini dibuat dalam rangka Peringatan Hari Kartini 21 April 2021)
Rabu, 22 Juli 2020
Goededag, Vliegveld Tjililitan!
Vliegveld
Tjililitan, 24 November 1924. Fokker VII nomor
registrasi NAHCC baru saja mendarat di Vliegveld Tjililitan, Batavia setelah
take off dari Muntok dalam rangka menyelesaikan tahapan akhir rute
Amsterdam-Batavia. Pesawat yang lepas landas dari Schippol pada tanggal 1
Oktober 1924 ini baru saja menyelesaikan 55 hari perjalanannya, sekaligus menjawab
“tantangan” membuka rute penerbangan dari Belanda ke Hindia Belanda.
Salah satu DC-3 yang pernah digunakan TNI AU |
Inilah peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, atau awalnya bernama Vliegveld Tjililitan. Vliegveld Tjililitan dibangun pada tahun 1915 untuk melayani penerbangan sipil domestik. Lahan yang digunakan untuk Vliegveld Tjililitan semula merupakan tanah partikelir bernama Tandjoeng Oost yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Adanya pendaratan Fokker VII NAHCC tahun 1924 menandai peristiwa penting yang mengubah fungsi Vliegveld Tjililitan menjadi bandara internasional pertama di Hindia Belanda.
Vliegveld Tjililitan “berhenti sementara” sebagai tempat pendaratan pesawat-pesawat dari Eropa pada tahun 1940, ketika fungsi bandara komersial internasional dipindahkan ke Vliegveld Kemajoran. Pada masa Perang Dunia, seiring meningkatnya kebutuhan militer, Vliegveld Tjililitan beralih fungsi menjadi lapangan udara militer. Fungsi ini berlanjut ketika pada tahun 1946, Vliegveld Tjililitan menjadi basis Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (ML-KNIL atau Angkatan Udara KNIL).
Sebagai salah satu hasil Konferensi Meja Bundar tahun 1949 di Den Haag, pemerintah Belanda diwakili oleh Kepala Militaire Luchtvoort (Penerbangan Militer) menyerahkan Vliegveld Tjililitan kepada pemerintah Indonesia pada 20 Juni 1950. Diterima oleh KSAU Komodor Udara Soerjadi Suryadarma, Vliegveld Tjililitan diperuntukkan sebagai pangkalan udara militer sekaligus markas Komando Operasi Angkatan Udara I TNI-AU. Tanggal 17 Agustus 1952, nama Lapangan Udara Tjiilitan kemudian diganti menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, sebagai penghormatan kepada Marsekal Muda TNI (Anumerta) Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur pada tanggal 14 Desember 1947 ketika pesawat yang diterbangkannya bersama Marsekal Muda TNI (Anumerta) Iswahjoedi jatuh di Tanjung Hantu, Semenanjung Malaya.
Suasana Bandara Halim dari dalam pesawat |
Namun fungsi Lapangan Udara Halim Perdanakusuma sebagai pangkalan udara militer ternyata tidak berlangsung selamanya. Tahun 1974, Bandara Halim Perdanakusuma kembali melayani penerbangan komersial sebagai pendamping Bandara Kemayoran untuk penerbangan internasional. Setelah Bandara Kemayoran ditutup secara resmi pada 1 Mei 1985 dan seluruh penerbangan komersial dipindahkan ke Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma kembali berfokus pada kepentingan penerbangan militer. Dan seperti kita ketahui, sejak tahun 2014, Bandara Halim Perdanakusuma kembali menjalani dua fungsi sebagai pangkalan udara militer sekaligus melayani penerbangan komersial, untuk mengurangi kepadatan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta.
Hanggar Skadron Udara 31 |
Di antara hanggar yang diserahkan oleh ML-KNIL kepada TNI-AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada tahun 1950, salah satunya adalah hanggar yang digunakan Skadron Udara 31 Satuan Udara Angkut Berat. Hanggar ini merupakan hanggar beton dari masa Hindia Belanda, dan masih berdiri dengan kokoh hingga hari ini. Saat ini hangar Skadron Udara 31 merupakan “rumah” bagi armada Lockheed Martin C-130 Hercules, pesawat angkut berat buatan Amerika Serikat. Sejak dibuat pertama kali tahun 1954, pesawat itu telah sukses menjalani berbagai misi militer dan sipil, dan telah berkembang dalam berbagai jenis varian.
Armada Hercules TNI AU di Halim |
Keberadaan Hercules di Indonesia memiliki kisah yang menarik, karena Indonesia merupakan negara pertama di luar Amerika Serikat yang menggunakan Hercules. Generasi pertama Hercules di Indonesia merupakan “hadiah” dari pemerintah Amerika Serikat atas penukaran tawanan pilot CIA Allen Pope yang terlibat membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi pada tahun 1958. Ketika Presiden AS JFK menawari hadiah, Soekarno meminta ditunjukkan pesawat Hercules yang saat itu masih baru. Indonesia kemudian menerima 10 pesawat Hercules yang menjadi embrio lahirnya Skadron Angkut Berat Jarak Jauh TNI AU.
Tugu Sapta Marga |
Satu hal yang tidak banyak orang tahu, di dalam area Vliegveld Tjililitan pernah terdapat Ereveld Tjililitan, yang merupakan kompleks pemakaman militer. Sangat umum di masa Perang Dunia II lapangan udara militer memiliki makam di dekatnya, untuk memakamkan korban perang, korban kecelakaan pesawat, atau tokoh Angkatan Udara yang wafat. Saat ini pemakaman tersebut sudah tidak ada karena pada tahun 1968 dipindahkan ke Ereveld Menteng Pulo, sesuai perjanjian sentralisasi makam Belanda. Di tempat yang diduga pernah menjadi lokasi Ereveld Tjililitan, terdapat hutan kecil yang ditandai Monumen Sapta Marga. Sedangkan makam yang semula berada di Ereveld Tjililitan dimakamkan dalam satu blok di Ereveld Menteng Pulo, ditandai dengan tugu berbentuk baling-baling pesawat dan prasasti bertuliskan “ter nagedachtenis aan onze gevallen kameraden” yang artinya kira-kira: “Untuk rekan-rekan kami yang telah jatuh”.
Blok Tjililitan di Ereveld Menteng Pulo |
Laut Sebagai Sumber Energi Terbarukan
- energi yang dihasilkan gratis, tidak memerlukan bahan bakar, dan tidak menimbulkan polusi dan limbah
- biaya pengoperasian dan perawatan fasilitas generator cukup murah
- dapat memproduksi energi dalam jumlah besar
- produksi energi sangat bergantung pada kondisi gelombang laut – terkadang bisa diperoleh energi dalam jumlah besar, terkadang tidak
- membutuhkan lokasi yang tepat, di mana gelombang laut yang terjadi cukup kuat sepanjang waktu
- beberapa rancangan turbin generator terkadang sangat berisik
- harus mampu bertahan dalam kondisi badai terburuk
Note: dimuat di
Pembangkit Listrik Mikrohidro - Solusi Penyediaan Listrik di Lokasi Terpencil
- Menggunakan air sebagai sumber daya alam terbarukan (renewable) dan tidak konsumtif terhadap pemakaian air
- Teknologi sederhana sehingga mudah dioperasikan, biaya pengoperasian rendah, dengan efisiensi tinggi
- Dapat diintegrasikan dengan program lain seperti irigasi dan perikanan
- Dam/Bendungan Pengalih (Diversion Weir) dan Titik Pengambilan (intake). Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan aliran air ke instalasi PLTMH melalui titik pengambilan di sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap. Bagian ini biasanya dilengkapi dengan pintu air, sehingga aliran air dapat ditutup untuk keperluan inspeksi dan pemeliharaan.
- Bak Pengendap (Settling Basin). Bak pengendap digunakan untuk memisahkan partikel-partikel pasir dari air, agar tidak terikut aliran air karena dapat merusak komponen-komponen lainnya. Bak pengendap dapat dilengkapi dengan saringan untuk menangkap sampah atau ikan yang terbawa aliran air.
- Saluran Penghantar (Headrace). Saluran penghantar biasanya dibuat mengikuti kontur geografis aliran air untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan
- Bak Penenang (Headtank). Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air antara saluran penghantar dan pipa pesat, serta untuk pemisahan/penyaringan akhir kotoran dalam air.
- Pipa Pesat (Penstock). Pipa pesat atau pipa penyaluran menghubungkan antara saluran penghantar dengan turbin yang terletak di elevasi lebih rendah.
- Turbin. Turbin berfungsi mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik yang menggerakkan generator.
- Pipa Hisap (Tailrace). Pipa hisap berfungsi untuk menghisap air dari turbin dan mengeluarkan air ke saluran buang.
- Generator. Generator berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
- Sistem Kontrol.
Pemetaan Korosi Pada Kilang Minyak Bumi
![]() |
Tipikal Peta Korosi Untuk Unit Distilasi Minyak Mentah |
- Data rancangan peralatan, berupa data material dan kondisi proses rancangan
- Data laboratorium, berupa data komposisi fluida proses
- Data operasi aktual, berupa data temperatur, tekanan dan laju alir proses
- Data inspeksi, berupa data pengurangan ketebalan material (untuk mengetahui laju korosi aktual), serta data kerusakan/kegagalan material yang pernah terjadi dan data penggantian material
- Data laju korosi dari uji laboratorium menggunakan simulasi kondisi proses
- Data hasil uji kupon korosi in-situ