Rabu, 22 Juli 2020

Ballet Ramayana: Pesona Lain Wisata Candi Prambanan

Ramayana merupakan kisah epik Hindu yang ditulis oleh pujangga Walmiki sekitar tahun 250 SM, yang menceritakan mengenai kemenangan kebaikan atas kejahatan, serta mengandung berbagai pesan moral mengenai kehidupan dan dharma, termasuk diantaranya ajaran-ajaran mengenai etika, sosiologi,dan politik. Sedemikian tingginya nilai-nilai ajaran yang terkandung dalam kisah Ramayana, hingga di negeri asalnya, India, Ramayana dianggap memiliki nilai religius.

Relief Ramayana di Candi Prambanan

Kisah Ramayana telah ditampilkan dalam berbagai versi dan bentuk. Terutama di India, Thailand, Kamboja, Jawa dan Bali, Ramayana telah mengalami proses asimilasi dan akulturasi dengan budaya masing-masing bangsa dan dapat ditemukan dalam berbagai bentuk kesenian, mulai dari drama, tari tradisional, lukisan, relief, patung, dan juga pertunjukan wayang. Bahkan di masa modern ini kisah Ramayana juga telah ditampilkan dalam bentuk film dan komik. Namun demikian Sendratari Ramayana yang dipentaskan di Candi Prambanan Yogyakarta memiliki keistimewaan tersendiri, karena kisah ini terpahat dalam bentuk relief di sepanjang dinding Candi Prambanan.

SEKILAS CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi Prambanan diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Raja Balitung Maha Sambu dari kerajaan Mataram Kuno pada abad 9 Masehi. Candi ini memiliki 8 kuil, 3 candi utama dibangun bagi Syiwa, Wisnu dan Brahma. Di dalam kuil Siwa sebagai kuil yang terbesar terdapat patung Durga, istri Siwa. Masyarakat setempat menamai candi ini Candi Loro Jonggrang, sesuai dengan legenda Bandung Bandawasa.

Candi Prambanan

Candi Prambanan ditemukan kembali oleh C.A. Lons, seorang Belanda yang mengunjungi Jawa pada tahun 1733. Usaha pertama kali untuk menyelamatkan candi Prambanan dilakukan oleh J.W. Yjzerman pada tahun 1885, namun pekerjaan pemugaran secara besar-besaran baru dilakukan pada tahun 1902 dan dipimpin oleh Th. Van Erp.

Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sekitar kompleks candi Prambanan terdapat candi-candi Budha yang mengeliling, yaitu candi Sajiwan, candi Lumbung, candi Sewu dan candi Plaosan. Saat ini pengelolaan Candi Prambanan berada di bawah PT (Persero) Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko.

BALLET RAMAYANA
Sendratari Ramayana di Candi Prambanan untuk pertama kali dipentaskan pada malam bulan purnama di bulan Juni 1961, bertempat di Panggung Terbuka di sebelah selatan Candi Prambanan. Adapun sebagai pemrakarsa adalah GBPH Djatikusumo, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. Ide ini muncul setelah GBPH Djatikusumo melihat pagelaran sendratari di Angkor Wat, Kamboja. 

Sendratari Ramayana

Pada awalnya, sendratari ini hanya dipertunjukkan di Teater Terbuka pada malam bulan purnama di musim kemarau (antara bulan Mei dan Oktober). Seiring dengan semakin meningkatnya minat wisatawan untuk menyaksikan sendratari ini, maka pada tahun 1988 dibangun Teater Trimurti yang tertutup di sebelah barat candi, sehingga pertunjukan tidak lagi tergantung pada cuaca. Selain itu, jadwal pertunjukan ditambah, sehingga penonton tidak perlu menunggu hingga saat bulan purnama untuk dapat menyaksikan pertunjukan.

Pertunjukan di Teater Terbuka dilaksanakan pada musim kemarau atau saat cuaca cerah, dan didukung oleh 250 penari. Sedangkan pada musim hujan, pertunjukan diselenggarakan di Teater Tertutup, dan didukung oleh 50 penari. Pada umumnya setiap pertunjukan menampilkan cerita penuh (yang tentu saja singkat dan padat, karena bila seluruh episode Ramayana ditampilkan secara utuh dan detail, maka dapat memakan waktu hingga semalam suntuk). Namun untuk pertunjukan di Teater Terbuka, terkadang hanya ditampilkan episode-episode tertentu. Setiap pertunjukan diiringi oleh musik gamelan secara live, dan didukung berbagai efek pencahayaan dan asap untuk semakin mendramatisir cerita. Tidak kalah menarik, para penari juga menampilkan berbagai ketrampilan dan atraksi yang luar biasa, di antaranya pasukan kera yang berjungkir balik, serta adegan memanah yang ditampilkan secara nyata.

KENAPA DISEBUT BALLET RAMAYANA?
Berbeda dengan wayang orang yang menggunakan dialog dan kidung dalam penyampaiannya, dalam sendratari (seni drama dan tari) cerita disampaikan melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah dan ilustrasi musik, hanya sesekali diselingi dengan nyanyian atau kidung dari para penari. Hal ini tentu saja lebih mirip pertunjukan ballet dibandingkan opera, sehingga kiranya pantas apabila pertunjukan ini disebut sebagai Ballet Ramayana, walaupun dibawakan dalam tarian tradisional Jawa.

PENUTUP
Walaupun kisah Ramayana bukan merupakan kisah asli Indonesia, namun kisah ini telah berasimilasi dan menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Pertunjukan Sendratari (Ballet) Ramayana merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan dan melestarikan kebudayaan tradisional Indonesia melalui media kesenian.


Note: Diterbitkan di Warta Pertamina No. 7/XL, Juli 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar