Rabu, 22 Juli 2020

Goededag, Vliegveld Tjililitan!

Vliegveld Tjililitan, 24 November 1924. Fokker VII nomor registrasi NAHCC baru saja mendarat di Vliegveld Tjililitan, Batavia setelah take off dari Muntok dalam rangka menyelesaikan tahapan akhir rute Amsterdam-Batavia. Pesawat yang lepas landas dari Schippol pada tanggal 1 Oktober 1924 ini baru saja menyelesaikan 55 hari perjalanannya, sekaligus menjawab “tantangan” membuka rute penerbangan dari Belanda ke Hindia Belanda.

Salah satu DC-3 yang pernah digunakan TNI AU

Inilah peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, atau awalnya bernama Vliegveld Tjililitan. Vliegveld Tjililitan dibangun pada tahun 1915 untuk melayani penerbangan sipil domestik. Lahan yang digunakan untuk Vliegveld Tjililitan semula merupakan tanah partikelir bernama Tandjoeng Oost yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Adanya pendaratan Fokker VII NAHCC tahun 1924 menandai peristiwa penting yang mengubah fungsi Vliegveld Tjililitan menjadi bandara internasional pertama di Hindia Belanda.

Vliegveld Tjililitan “berhenti sementara” sebagai tempat pendaratan pesawat-pesawat dari Eropa pada tahun 1940, ketika fungsi bandara komersial internasional dipindahkan ke Vliegveld Kemajoran. Pada masa Perang Dunia, seiring meningkatnya kebutuhan militer, Vliegveld Tjililitan beralih fungsi menjadi lapangan udara militer. Fungsi ini berlanjut ketika pada tahun 1946, Vliegveld Tjililitan menjadi basis Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (ML-KNIL atau Angkatan Udara KNIL).

Sebagai salah satu hasil Konferensi Meja Bundar tahun 1949 di Den Haag, pemerintah Belanda diwakili oleh Kepala Militaire Luchtvoort (Penerbangan Militer) menyerahkan Vliegveld Tjililitan kepada pemerintah Indonesia pada 20 Juni 1950. Diterima oleh KSAU Komodor Udara Soerjadi Suryadarma, Vliegveld Tjililitan diperuntukkan sebagai pangkalan udara militer sekaligus markas Komando Operasi Angkatan Udara I TNI-AU. Tanggal 17 Agustus 1952, nama Lapangan Udara Tjiilitan kemudian diganti menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, sebagai penghormatan kepada Marsekal Muda TNI (Anumerta) Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur pada tanggal 14 Desember 1947 ketika pesawat yang diterbangkannya bersama Marsekal Muda TNI (Anumerta) Iswahjoedi jatuh di Tanjung Hantu, Semenanjung Malaya.

Suasana Bandara Halim dari dalam pesawat

Namun fungsi Lapangan Udara Halim Perdanakusuma sebagai pangkalan udara militer ternyata tidak berlangsung selamanya. Tahun 1974, Bandara Halim Perdanakusuma kembali melayani penerbangan komersial sebagai pendamping Bandara Kemayoran untuk penerbangan internasional. Setelah Bandara Kemayoran ditutup secara resmi pada 1 Mei 1985 dan seluruh penerbangan komersial dipindahkan ke Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma kembali berfokus pada kepentingan penerbangan militer. Dan seperti kita ketahui, sejak tahun 2014, Bandara Halim Perdanakusuma kembali menjalani dua fungsi sebagai pangkalan udara militer sekaligus melayani penerbangan komersial, untuk mengurangi kepadatan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta.

Hanggar Skadron Udara 31

Di antara hanggar yang diserahkan oleh ML-KNIL kepada TNI-AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada tahun 1950, salah satunya adalah hanggar yang digunakan Skadron Udara 31 Satuan Udara Angkut Berat. Hanggar ini merupakan hanggar beton dari masa Hindia Belanda, dan masih berdiri dengan kokoh hingga hari ini. Saat ini hangar Skadron Udara 31 merupakan “rumah” bagi armada Lockheed Martin C-130 Hercules, pesawat angkut berat buatan Amerika Serikat. Sejak dibuat pertama kali tahun 1954, pesawat itu telah sukses menjalani berbagai misi militer dan sipil, dan telah berkembang dalam berbagai jenis varian.

Armada Hercules TNI AU di Halim

Keberadaan Hercules di Indonesia memiliki kisah yang menarik, karena Indonesia merupakan negara pertama di luar Amerika Serikat yang menggunakan Hercules. Generasi pertama Hercules di Indonesia merupakan “hadiah” dari pemerintah Amerika Serikat atas penukaran tawanan pilot CIA Allen Pope yang terlibat membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi pada tahun 1958. Ketika Presiden AS JFK menawari hadiah, Soekarno meminta ditunjukkan pesawat Hercules yang saat itu masih baru. Indonesia kemudian menerima 10 pesawat Hercules yang menjadi embrio lahirnya Skadron Angkut Berat Jarak Jauh TNI AU.

Tugu Sapta Marga

Satu hal yang tidak banyak orang tahu, di dalam area Vliegveld Tjililitan pernah terdapat Ereveld Tjililitan, yang merupakan kompleks pemakaman militer. Sangat umum di masa Perang Dunia II lapangan udara militer memiliki makam di dekatnya, untuk memakamkan korban perang, korban kecelakaan pesawat, atau tokoh Angkatan Udara yang wafat. Saat ini pemakaman tersebut sudah tidak ada karena pada tahun 1968 dipindahkan ke Ereveld Menteng Pulo, sesuai perjanjian sentralisasi makam Belanda. Di tempat yang diduga pernah menjadi lokasi Ereveld Tjililitan, terdapat hutan kecil yang ditandai Monumen Sapta Marga. Sedangkan makam yang semula berada di Ereveld Tjililitan dimakamkan dalam satu blok di Ereveld Menteng Pulo, ditandai dengan tugu berbentuk baling-baling pesawat dan prasasti bertuliskan “ter nagedachtenis aan onze gevallen kameraden” yang artinya kira-kira: “Untuk rekan-rekan kami yang telah jatuh”.

Blok Tjililitan di Ereveld Menteng Pulo


Laut Sebagai Sumber Energi Terbarukan

Menjelang konferensi pemanasan global di awal Desember 2007, kita dihujani dengan berita bahwa telah ditemukan blue energy berupa bahan bakar dari air laut, dan yang membanggakan adalah penemunya bernama Joko Suprapto berasal dari Nganjuk, Indonesia. Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya pada bulan September 2007, dunia juga dikejutkan dengan berita bahwa John Kanzius, ilmuwan dari Erie, Amerika Serikat, dalam penelitiannya menggunakan gelombang radio untuk pengobatan kanker, menemukan bahwa apabila air laut dipapar dengan gelombang radio selama waktu tertentu, air laut tersebut akan terbakar. Namun banyak juga pihak yang meragukan kebenaran kedua berita ini, karena secara ilmiah belum ada penelitian lanjutan yang membuktikan kebenaran bahwa air laut dapat dijadikan pengganti bahan bakar fosil secara mudah.

Dalam pengembangan teknologi untuk mencari sumber energi alternatif, laut merupakan salah satu sumber yang dipertimbangkan untuk menjadi sumber energi, karena jumlahnya yang berlimpah dan sifatnya yang renewable. Berikut ini adalah beberapa cara atau perkembangan teknologi untuk memanfaatkan laut sebagai sumber energi alternatif. 

Energi Terbarukan dari Gelombang Laut
Gelombang laut terjadi karena tiupan angin di permukaan laut. Gelombang laut memiliki energi potensial yang sangat besar, namun tidak mudah untuk memanen energi ini dan mengubahnya menjadi energi listrik.


Terdapat beberapa metode untuk mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik. Salah satu metoda yang paling efektif adalah bekerja seperti kebalikan mesin ombak di kolam renang. Pada mesin ombak di kolam renang, udara ditiupkan masuk dan keluar pada sebuah bilik di samping kolam, yang menyebabkan air kolam bergerak naik-turun dan membentuk gelombang. Pada stasiun pembangkit listrik dari ombak, gelombang yang tiba menyebabkan air pada bilik untuk naik dan jatuh, sehingga udara dipaksa masuk dan keluar dari lubang di bagian atas bilik. Pada lubang ini diletakkan turbin yang berputar dengan dorongan udara keluar masuk, dan turbin itu kemudian memutar generator. Masalah dalam rancangan ini adalah udara yang memutar turbin sangat berisik, kecuali dipasang peredam. Bunyi berisik itu sendiri bukan masalah besar, karena ombak yang terjadi sendiri sudah sangat berisik. 

Namun masalah besar yang dihadapi adalah instalasi pembangkit listrik dengan tenaga gelombang laut ini harus mampu bertahan dalam kondisi badai terburuk yang dapat terjadi di laut, dan sebaliknya juga harus mampu menghasilkan sejumlah listrik dalam kondisi gelombang laut kecil. Tentunya sistem pembangkit ini tidak berguna banyak jika hanya bisa berfungsi saat terjadi badai. Saat ini instalasi pembangkit listrik dengan tenaga gelombang laut sudah banyak dibangun negara-negara Eropa di sekitar Laut Utara.

Keunggulan dari sistem pembangkit listrik dengan gelombang laut adalah :
  • energi yang dihasilkan gratis, tidak memerlukan bahan bakar, dan tidak menimbulkan polusi dan limbah
  • biaya pengoperasian dan perawatan fasilitas generator cukup murah
  • dapat memproduksi energi dalam jumlah besar
Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah :
  • produksi energi sangat bergantung pada kondisi gelombang laut – terkadang bisa diperoleh energi dalam jumlah besar, terkadang tidak
  • membutuhkan lokasi yang tepat, di mana gelombang laut yang terjadi cukup kuat sepanjang waktu
  • beberapa rancangan turbin generator terkadang sangat berisik
  • harus mampu bertahan dalam kondisi badai terburuk
Selain dari gelombang laut, energi dapat juga “dipanen” dari energi pasang-surut air laut. Walaupun energi ini belum banyak dimanfaatkan, energi pasang-surut ini berpotensi untuk menggerakkan pembangkit listrik, dan sifatnya lebih mudah diramalkan dibandingkan energi dari angin atau sinar matahari. Di Eropa, penggilingan gandum dengan energi pasang-surut sudah digunakan selama ribuan tahun.

Pada prinsipnya, energi pasang-surut dihasilkan dari tarikan gravitasi bulan terhadap air laut. Akibat gaya gravitasi ini, aras permukaan air laut mengikuti periode tinggi dan rendah. Ketinggian pasang-surut di berbagai tempat di permukaan bumi merupakan hasil dari perubahan posisi relative matahari dan bulan terhadap bumi, dikombinasikan dengan dampak rotasi bumi dan bentuk dasar laut. Pembangkit listrik energi pasang-surut memanfaatkan fenomena ini untuk menghasilkan energi. Semakin tinggi selisih antara pasang naik dan pasang surut, semakin besar kemungkinan untuk memanen energi. Daerah-daerah yang berpotensi untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga pasang-surut antara lain di Inggirs, Skotlandia, Australia, Selandia Baru, Kanada, Selat Gibraltar, dan Selat Malaka.

Produksi Hidrogen dari Air Laut
Hidrogen merupakan salah satu bahan bakar utama untuk motor elektrik dan internal combustion engine, sehingga salah satu tujuan pencarian energi alternatif adalah untuk mencari sumber produksi hidrogen, mengingat suplai hidrogen yang ada saat  ini masih bergantung pada bahan bakar fosil, yang berpotensi untuk menghasilkan pemanasan global, terutama dari hasil samping berupa karbondioksida dan metana.

Air laut dapat menjadi sumber hidrogen, yang dihasilkan melalui proses elektrolisis. Elektrolisis air dilakukan dengan melewatkan arus searah pada air, dengan menggunakan elektroda (umumnya menggunakan platinum yang bersifat inert, agar elektroda tidak bereaksi dengan hasil reaksi). Reaksi elektrolisis dapat digambarkan seperti pada gambar berikut.

Proses elektrolisis menghasilkan hidrogen, dengan hasil samping berupa oksigen murni, sehingga proses ini tidak menimbulkan polusi. Dalam prosesnya, penggunaan air laut yang memiliki kandungan garam lebih tinggi daripada air murni akan meningkatkan intensitas reaksi. Saat ini, baru sekitar 4% produksi hidrogen di dunia yang dihasilkan melalui proses elektrolisis, di mana hidrogen yang dihasilkan kemudian digunakan kembali pada lokasi pabrik yang sama. Efisiensi rata-rata yang pernah dilaporkan dalam proses elektrolisis ini adalah sekitar 50-70%, sementara secara teoritis efisiensi proses diperkirakan dapat mencapai 80-94%. Salah satu kegunaan hidrogen yang dihasilkan dari proses elektrolisis adalah untuk menjalankan sel bahan bakar atau fuel cell, yang saat ini sudah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik atau penggerak mesin kendaraan (misalnya hybrid car).

Penutup
Laut merupakan sumber daya alam yang terbarukan, dengan demikian sangat berpotensi untuk diteliti sebagai sumber energi untuk menggantikan bahan bakar fosil yang cadangannya semakin habis, serta mengurangi pemanasan global dengan proses konversi energi yang lebih ramah lingkungan.


Note: dimuat di Warta Pertamina, No. 1/Thn XLIII, Januari 2008


Pembangkit Listrik Mikrohidro - Solusi Penyediaan Listrik di Lokasi Terpencil

Pembangkit listrik mikro-hidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik tenaga air yang dapat menghasilkan energi listrik sampai dengan 200 KW. PLTMH terutama banyak digunakan di negara berkembang, karena merupakan pembangkit listrik yang ekonomis, dan dapat digunakan di daerah terpencil.
Keunggulan dari PLTMH adalah:
  • Menggunakan air sebagai sumber daya alam terbarukan (renewable) dan tidak konsumtif terhadap pemakaian air
  • Teknologi sederhana sehingga mudah dioperasikan, biaya pengoperasian rendah, dengan efisiensi tinggi
  • Dapat diintegrasikan dengan program lain seperti irigasi dan perikanan
PLTMH dapat memiliki jaringan transmisi dan distribusi sendiri, serta dapat terhubung dengan jaringan sistem pembangkit listrik yang lebih besar.

Komponen Utama Pembangkit Listrik Mikro-hidro
Pada dasarnya, rancangan instalasi mikro-hidro sangat bergantung pada kondisi geografis masing-masing lokasi, namun terdapat komponen utama yang selalu tersedia di setiap lokasi, yaitu air sebagai sumber energi, turbin, dan generator.
 

Ketersediaan sumber air merupakan faktor utama yang menentukan apakah sebuah tempat dapat dibangun instalasi PLTMH atau tidak. Sumber air ini dapat berasal dari aliran mata air, sungai, air terjun alam, atau saluran irigasi. PLTMH memanfaatkan energi potensial yang dibawa air untuk menghasilkan energi listrik. Energi potensial dalam bentuk tinggi energi (head) ini dapat diperoleh secara alami (dari faktor geografis, seperti air terjun), atau dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui pipa pesat untuk menggerakkan turbin. Energi mekanik yang berasal dari putaran turbin diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.

Jenis turbin yang digunakan sangat bergantung pada head sumber air dan debit air. Untuk daerah pegunungan di mana ketinggian sumber air lebih tinggi daripada turbin sehingga head cukup tinggi (bisa mencapai 50 meter) dan debit air relatif rendah, jenis turbin yang cocok adalah jenis turbin Pelton. Untuk daerah dengan head rendah dan debit air tinggi, jenis turbin yang cocok adalah tipe propeller, seperti turbin Francis atau turbin Kaplan.

Untuk jenis generator, terdapat dua jenis generator yang digunakan pada instalasi PLTMH, yaitu generator sinkron dan generator asinkron (generator induksi). Generator sinkron memproduksi gelombang daya listrik yang sinkron dengan rotasi generator. Medan magnet pada rotor untuk memproduksi listrik dipasok oleh arus DC (baterai) atau magnet permanen. Frekuensi dan tegangan yang diproduksi generator sinkron dapat dengan mudah dikendalikan agar berada pada nilai yang konstan. Karena tidak membutuhkan pasokan listrik dari sistem jaringan listrik AC untuk memproduksi medan magnet, maka generator ini sangat cocok untuk digunakan di daerah terpencil dan sangat terisolir. Generator sinkron lebih efisien dibandingkan generator induksi, dan dapat dengan mudah mengakomodasi variasi faktor beban daya.

Sedangkan generator asinkron atau generator induksi memiliki konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan generator sinkron, namun membutuhkan sistem kendali elektronik yang lebih rumit. Generator ini digerakkan dengan memasok listrik dari jaringan listrik AC, sehingga lebih cocok untuk daerah yang telah dilalui jaringan listrik. Kecepatan generator dapat bervariasi, mengikuti kecepatan putaran turbin. Perbandingan antara biaya dan kinerja sistem generator induksi umumnya lebih menarik daripada sistem yang menggunakan generator sinkron.

Komponen Penunjang Instalasi PLTMH
Untuk menghasilkan energi listrik, instalasi PLTMH dilengkapi dengan berbagai komponen penunjang, yang berfungsi mengendalikan aliran air untuk mendapatkan tinggi energi (head) dan debit alir yang efektif untuk menjalankan turbin. Komponen penunjang juga disesuaikan dengan kondisi lokasi yang akan dibangun PLTMH, antara lain kondisi geografis, kondisi aliran air, dan budaya masyarakat setempat.



Adapun komponen-komponen penunjang yang digunakan dalam instalasi PLTMH antara lain adalah :
  • Dam/Bendungan Pengalih (Diversion Weir) dan Titik Pengambilan (intake). Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan aliran air ke instalasi PLTMH melalui titik pengambilan di sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap. Bagian ini biasanya dilengkapi dengan pintu air, sehingga aliran air dapat ditutup untuk keperluan inspeksi dan pemeliharaan. 
  • Bak Pengendap (Settling Basin). Bak pengendap digunakan untuk memisahkan partikel-partikel pasir dari air, agar tidak terikut aliran air karena dapat merusak komponen-komponen lainnya. Bak pengendap dapat dilengkapi dengan saringan untuk menangkap sampah atau ikan yang terbawa aliran air.
  • Saluran Penghantar (Headrace). Saluran penghantar biasanya dibuat mengikuti kontur geografis aliran air untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan
  • Bak Penenang (Headtank). Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air antara saluran penghantar dan pipa pesat, serta untuk pemisahan/penyaringan akhir kotoran dalam air.
  • Pipa Pesat (Penstock). Pipa pesat atau pipa penyaluran menghubungkan antara saluran penghantar dengan turbin yang terletak di elevasi lebih rendah.
  • Turbin. Turbin berfungsi mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik yang menggerakkan generator. 
  • Pipa Hisap (Tailrace). Pipa hisap berfungsi untuk menghisap air dari turbin dan mengeluarkan air ke saluran buang.
  • Generator. Generator berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
  • Sistem Kontrol.

Potensi di Indonesia
PLTMH sebenarnya bukan teknologi baru di Indonesia. Pada masa sebelum kemerdekaan, pemerintah Hindia Belanda pernah membangun PLTMH Salido Kecil di Pesisir Selatan Sumatra Barat untuk menunjang pertambangan emas di daerah tersebut. Ketika pertambangan emas ditutup, PLTMH tersebut dimanfaatkan oleh pabrik Semen Indarung. Saat ini PLTMH Salido Kecil sudah direhabilitasi dan masih beroperasi untuk memasok listrik bagi masyarakat sekitarnya, serta menjadi tempat studi banding dan pengembangan teknologi ketenagalistrikan dan energi terbarukan.

Dengan adanya program Listrik Masuk Desa, maka PLTMH menjadi salah satu alternatif penyedia tenaga listrik di daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau jaringan PLN, dengan memanfaatkan sumber tenaga air yang tersedia di lokasi tersebut. 

Salah satu kendala dalam pengembangan PLTMH di Indonesia adalah dari faktor keekonomian. Saat ini, pemakaian energi listrik oleh masyarakat pedesaan umumnya hanya berkisar 14-16% dari daya yang terpasang. Rendahnya pemakaian listrik ini disebabkan pemakaian yang masih terbatas pada lampu penerangan. Untuk meningkatkan faktor beban hingga mencapai lebih 50%, maka perlu adanya strategi perencanaan penggunaan energi listrik di pedesaan, misalnya di siang hari digunakan untuk pengolahan hasil pertanian (misalnya mesin giling padi) atau industri kecil (pendinginan, penyulingan), di sore hari digunakan untuk lampu penerangan dan peralatan rumah tangga, dan di malam hari digunakan untuk penetasan telur, pengasapan ikan dan pengeringan hasil pertanian.

Penutup
Teknologi PLTMH sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia, terutama untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah terpencil. Namun agar teknologi tersebut dapat dikembangkan dengan nilai keekonomian optimal, perlu adanya data awal yang lengkap mengenai kondisi geografis dan sosial masyarakat di lokasi yang akan dibangun PLTMH, serta melakukan sosialisasi mengenai manfaat teknologi PLTMH bagi masyarakat sekitar, sehingga dapat dibuat perencanaan yang komprehensif untuk menghasilkan instalasi PLTMH yang tepat guna namun memiliki nilai keekonomian yang optimal.

Pemetaan Korosi Pada Kilang Minyak Bumi

Dengan pesatnya perkembangan industri minyak bumi dan petrokimia, saat ini minyak bumi telah menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, sehingga industri minyak bumi merupakan industri strategis dan kelangsungan kegiatan produksi, transportasi dan pengolahan minyak bumi menjadi sangat penting. Kegagalan akibat korosi hanya merupakan salah satu penyebab kerusakan peralatan, namun merupakan salah satu sumber utama penyebab terjadinya kegagalan pada peralatan kilang minyak bumi.

Tipikal Peta Korosi Untuk Unit Distilasi Minyak Mentah



Pemetaan korosi adalah suatu metode penggambaran tingkat kerawanan terhadap bahaya korosi pada suatu peralatan atau rangkaian peralatan. Kegiatan pemetaan korosi merupakan bagian dari Risk-Base Inspection (RBI), dan menjadi suatu instrumen untuk memprediksi tingkat kerawanan terhadap bahaya korosi pada sistem peralatan kilang minyak bumi. Dengan adanya peta korosi untuk peralatan kilang minyak bumi, diharapkan resiko kegagalan akibat korosi dapat terdeteksi sejak dini sehingga dapat diambil tindakan yang tepat untuk menangani dan meminimalkan kegagalan peralatan kilang minyak bumi akibat korosi.

KOROSI PADA KILANG MINYAK BUMI
Peristiwa korosi pada peralatan kilang minyak bumi merupakan kombinasi dari jenis material yang digunakan, jenis dan komposisi fluida yang mengalir pada peralatan, dan kondisi proses fluida (tekanan, temperatur, laju alir). Jenis kerusakan akibat korosi yang mungkin terjadi para peralatan kilang dapat berupa korosi akuatik merata, korosi suhu tinggi, stress corrosion cracking (SCC), atau serangan hidrogen pada suhu tinggi.

Hidrokarbon sebagai senyawa mayoritas pada minyak mentah tidak bersifat korosif, sehingga korosi pada kilang minyak bumi disebabkan oleh pengotor yang terkandung pada minyak mentah. Senyawa korosif pada kilang minyak bumi dapat berasal dari 2 sumber, yaitu senyawa yang terbawa minyak mentah dari sumur, dan senyawa yang digunakan untuk keperluan proses. Senyawa korosif yang terbawa bersama minyak mentah antara lain air, CO2, brine, senyawa sulfur, dan asam naftenat. Zat-zat korosif yang berasal dari zat tambahan untuk keperluan proses antara lain nitrogen dan oksigen (dari udara proses atau hasil reaksi), H2SO4 (untuk proses alkilasi dan polimerisasi), NaOH (dari proses netralisasi asam), dan hidrogen (dari proses hidrogenasi).

PEMBUATAN PETA KOROSI KILANG MINYAK BUMI
Peta korosi dibuat dari perkiraan laju korosi (kuantitatif) dan/atau tingkat kerawanan (kualitatif) untuk masing-masing peralatan. Dalam menganalisa peristiwa korosi yang mungkin terjadi, perlu didefinisikan batasan kondisi yang dianalisa, apakah analisa dilakukan untuk kondisi operasi normal, atau juga termasuk kondisi pada saat turn-around atau shut-down. Sesuai dengan tujuan pemetaan korosi, maka analisa kerusakan dibatasi pada kerusakan yang diakibatkan peristiwa korosi, dan mengabaikan kerusakan karena sebab-sebab lain (misalnya kerusakan akibat beban kerja peralatan).
Sumber data untuk membuat peta korosi peralatan kilang berasal dari berbagai sumber, antara lain:
  • Data rancangan peralatan, berupa data material dan kondisi proses rancangan
  • Data laboratorium, berupa data komposisi fluida proses
  • Data operasi aktual, berupa data temperatur, tekanan dan laju alir proses
  • Data inspeksi, berupa data pengurangan ketebalan material (untuk mengetahui laju korosi aktual), serta data kerusakan/kegagalan material yang pernah terjadi dan data penggantian material
  • Data laju korosi dari uji laboratorium menggunakan simulasi kondisi proses
  • Data hasil uji kupon korosi in-situ
Peristiwa korosi yang mungkin terjadi diramalkan dengan menganalisa data-data tersebut. Untuk memperkirakan jenis kerusakan dan laju korosi maksimum yang mungkin terjadi, digunakan tabel laju korosi, misalnya dari NACE Corrosion Data Book atau API 581 Risk Base Inspection-Base Resource Document.

Ketersediaan data yang lengkap dan akurat merupakan hal yang sangat krusial dalam menganalisa peristiwa korosi yang mungkin terjadi. Kendala yang kerap terjadi adalah sering kali tidak tersedia data atau informasi yang handal (reliable). Akibatnya sering kali terjadi salah perkiraan, di mana berdasarkan data yang diperoleh suatu bagian proses diperkirakan memiliki tingkat kerawanan korosi tinggi sedangkan pada kenyataannya bagian tersebut tidak pernah mengalami masalah korosi, atau sebaliknya. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan diskusi dan pertukaran informasi yang baik antara pihak yang terkait dengan kegiatan operasi dan inspeksi pada kilang minyak bumi dengan pihak yang melakukan kegiatan pemetaan korosi. Kompilasi data yang akurat dan rapi akan sangat membantu pekerjaan pemetaan korosi.

Hasil pemetaan korosi tidak dapat digeneralisasi, karena jenis kerusakan, penyebab, dan mekanisme korosi untuk masing-masing peralatan dapat berbeda satu sama lain. Untuk itu peta korosi harus dilengkapi dengan keterangan mengenai rincian analisa pada masing-masing kasus, yang menyatakan mengenai jenis kerusakan yang diperkirakan, perkiraan penyebab (zat korosif dan/atau kondisi operasi), mekanisme kerusakan korosi yang mungkin terjadi, dan laju korosi (aktual dan/atau hasil perkiraan). Keterangan tersebut kemudian digunakan untuk mengkaji tindakan yang sesuai untuk menangani dan meminimalkan kerusakan akibat korosi pada masing-masing bagian.

Berdasarkan peta korosi peralatan proses, dapat disusun suatu program inspeksi peralatan proses terhadap kerusakan akibat korosi dengan efektif dan efisien, serta menentukan metoda yang sesuai untuk melakukan pengukuran laju korosi secara rutin tanpa mengganggu kelangsungan proses. Di samping itu bagian operasi juga dapat meningkatkan kewaspadaan pada peralatan yang rawan bahaya korosi, dan melakukan tindakan yang sesuai untuk mencegah dan meminimalkan kerusakan akibat korosi. Oleh karena itu, untuk menghasilkan sebuah peta korosi yang handal, diperlukan kerjasama yang baik dari seluruh bagian kilang untuk menyediakan data yang diperlukan dalam melakukan kajian peristiwa korosi yang mungkin terjadi di kilang minyak bumi.

PENUTUP
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peta korosi dapat membantu menanggulangi masalah korosi pada peralatan proses kilang minyak bumi. Untuk menghasilkan peta korosi yang handal, perlu kerjasama yang baik dari seluruh bagian pengelola kilang minyak bumi.


Note: Diterbitkan di Warta Pertamina No. 3/XXXVIII, Maret 2003

Ballet Ramayana: Pesona Lain Wisata Candi Prambanan

Ramayana merupakan kisah epik Hindu yang ditulis oleh pujangga Walmiki sekitar tahun 250 SM, yang menceritakan mengenai kemenangan kebaikan atas kejahatan, serta mengandung berbagai pesan moral mengenai kehidupan dan dharma, termasuk diantaranya ajaran-ajaran mengenai etika, sosiologi,dan politik. Sedemikian tingginya nilai-nilai ajaran yang terkandung dalam kisah Ramayana, hingga di negeri asalnya, India, Ramayana dianggap memiliki nilai religius.

Relief Ramayana di Candi Prambanan

Kisah Ramayana telah ditampilkan dalam berbagai versi dan bentuk. Terutama di India, Thailand, Kamboja, Jawa dan Bali, Ramayana telah mengalami proses asimilasi dan akulturasi dengan budaya masing-masing bangsa dan dapat ditemukan dalam berbagai bentuk kesenian, mulai dari drama, tari tradisional, lukisan, relief, patung, dan juga pertunjukan wayang. Bahkan di masa modern ini kisah Ramayana juga telah ditampilkan dalam bentuk film dan komik. Namun demikian Sendratari Ramayana yang dipentaskan di Candi Prambanan Yogyakarta memiliki keistimewaan tersendiri, karena kisah ini terpahat dalam bentuk relief di sepanjang dinding Candi Prambanan.

SEKILAS CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi Prambanan diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Raja Balitung Maha Sambu dari kerajaan Mataram Kuno pada abad 9 Masehi. Candi ini memiliki 8 kuil, 3 candi utama dibangun bagi Syiwa, Wisnu dan Brahma. Di dalam kuil Siwa sebagai kuil yang terbesar terdapat patung Durga, istri Siwa. Masyarakat setempat menamai candi ini Candi Loro Jonggrang, sesuai dengan legenda Bandung Bandawasa.

Candi Prambanan

Candi Prambanan ditemukan kembali oleh C.A. Lons, seorang Belanda yang mengunjungi Jawa pada tahun 1733. Usaha pertama kali untuk menyelamatkan candi Prambanan dilakukan oleh J.W. Yjzerman pada tahun 1885, namun pekerjaan pemugaran secara besar-besaran baru dilakukan pada tahun 1902 dan dipimpin oleh Th. Van Erp.

Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sekitar kompleks candi Prambanan terdapat candi-candi Budha yang mengeliling, yaitu candi Sajiwan, candi Lumbung, candi Sewu dan candi Plaosan. Saat ini pengelolaan Candi Prambanan berada di bawah PT (Persero) Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko.

BALLET RAMAYANA
Sendratari Ramayana di Candi Prambanan untuk pertama kali dipentaskan pada malam bulan purnama di bulan Juni 1961, bertempat di Panggung Terbuka di sebelah selatan Candi Prambanan. Adapun sebagai pemrakarsa adalah GBPH Djatikusumo, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. Ide ini muncul setelah GBPH Djatikusumo melihat pagelaran sendratari di Angkor Wat, Kamboja. 

Sendratari Ramayana

Pada awalnya, sendratari ini hanya dipertunjukkan di Teater Terbuka pada malam bulan purnama di musim kemarau (antara bulan Mei dan Oktober). Seiring dengan semakin meningkatnya minat wisatawan untuk menyaksikan sendratari ini, maka pada tahun 1988 dibangun Teater Trimurti yang tertutup di sebelah barat candi, sehingga pertunjukan tidak lagi tergantung pada cuaca. Selain itu, jadwal pertunjukan ditambah, sehingga penonton tidak perlu menunggu hingga saat bulan purnama untuk dapat menyaksikan pertunjukan.

Pertunjukan di Teater Terbuka dilaksanakan pada musim kemarau atau saat cuaca cerah, dan didukung oleh 250 penari. Sedangkan pada musim hujan, pertunjukan diselenggarakan di Teater Tertutup, dan didukung oleh 50 penari. Pada umumnya setiap pertunjukan menampilkan cerita penuh (yang tentu saja singkat dan padat, karena bila seluruh episode Ramayana ditampilkan secara utuh dan detail, maka dapat memakan waktu hingga semalam suntuk). Namun untuk pertunjukan di Teater Terbuka, terkadang hanya ditampilkan episode-episode tertentu. Setiap pertunjukan diiringi oleh musik gamelan secara live, dan didukung berbagai efek pencahayaan dan asap untuk semakin mendramatisir cerita. Tidak kalah menarik, para penari juga menampilkan berbagai ketrampilan dan atraksi yang luar biasa, di antaranya pasukan kera yang berjungkir balik, serta adegan memanah yang ditampilkan secara nyata.

KENAPA DISEBUT BALLET RAMAYANA?
Berbeda dengan wayang orang yang menggunakan dialog dan kidung dalam penyampaiannya, dalam sendratari (seni drama dan tari) cerita disampaikan melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah dan ilustrasi musik, hanya sesekali diselingi dengan nyanyian atau kidung dari para penari. Hal ini tentu saja lebih mirip pertunjukan ballet dibandingkan opera, sehingga kiranya pantas apabila pertunjukan ini disebut sebagai Ballet Ramayana, walaupun dibawakan dalam tarian tradisional Jawa.

PENUTUP
Walaupun kisah Ramayana bukan merupakan kisah asli Indonesia, namun kisah ini telah berasimilasi dan menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Pertunjukan Sendratari (Ballet) Ramayana merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan dan melestarikan kebudayaan tradisional Indonesia melalui media kesenian.


Note: Diterbitkan di Warta Pertamina No. 7/XL, Juli 2005

Selasa, 21 Juli 2020

Hemat Listrik, Hemat Sumber Daya Alam

Mengapa kita harus hemat listrik? Apa hubungan hemat listrik dengan kelestarian lingkungan?

Listrik yang kita pakai saat ini sebagian besar masih berasal dari pembangkit yang menggunakan bahan bakar fosil. Selain menghabiskan sumber daya alam tak terbarukan, pembangkit dengan bahan bakar fosil menghasilkan polutan udara serta gas rumah kaca yang berdampak negatif terhadap perubahan iklim. Dengan menghemat pemakaian listrik, kita tidak hanya menghemat biaya pembayaran listrik, tetapi sekaligus mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan mengurangi polusi udara, yang akan mengurangi dampak terhadap lingkungan.


Apa saja yang bisa kita lakukan untuk menghemat listrik? Hal pertama adalah mengatur penerangan. Matikan lampu di ruangan yang tidak terpakai. Bersihkan bola lampu yang kotor dan penuh debu. Jika dimungkinkan, saat siang hari bukalah jendela agar sinar matahari masuk dan sebagian lampu dapat dimatikan. Manfaatkan lampu hemat energi terutama untuk lampu-lampu yang harus menyala cukup lama, agar jumlah listrik yang digunakan tidak terlalu besar.

Saat ini, hampir semua peralatan rumah tangga menggunakan perangkat elektronik yang memanfaatkan daya listrik. Terkadang kita lupa mencabut kabel daya perangkat elektronik setiap selesai digunakan, padahal perangkat elektronik yang masih terpasang di stop kontak masih menyedot daya listrik, sehingga menyebabkan pemborosan. Demikian juga dengan perangkat elektronik yang terpasang dalam posisi standby (bukan off), akan memakan daya listrik. Untuk menghemat listrik, jangan lupa mencabut kabel daya perangkat elektronik setiap kali selesai digunakan, sehingga aliran listrik terputus dan penggunaan listrik lebih hemat. Demikian juga saat kita mengisi daya peralatan elektronik – seperti laptop dan ponsel – apabila indikator batere sudah penuh, sebaiknya segera cabut kabel pengisi dayanya. Selain menghemat daya listrik, hal ini juga akan memperpanjang masa pakai peralatan elektronik.

Di kawasan tropis seperti Indonesia, banyak bangunan di kota berhawa panas memasang air conditioner (AC), yang membutuhkan daya listrik cukup tinggi. Namun dengan pengaturan yang cermat, kita masih bisa berhemat listrik saat menggunakan AC. Misalnya ketika ruangan dalam keadaan kosong, pastikan AC tidak menyala. Pada ruangan di mana AC sedang menyala, usahakan pintu dan jendela dalam keadaan tertutup, sehingga pendinginan AC berjalan lebih efektif, dan listrik yang digunakan lebih hemat.

Dengan melakukan beberapa tindakan sederhana, kita bisa melakukan penghematan penggunaan listrik, sekaligus berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Dampaknya bukan hanya bisa dirasakan sebagai penghematan hari ini, tetapi juga akan dirasakan oleh anak cucu kita. Mulailah menghemat listrik dari diri kita, mulai saat ini, demi kelestarian lingkungan di masa depan.

Minggu, 19 Juli 2020

Mencegah Kebakaran Akibat Microwave

Microwave merupakan sejenis oven listrik yang saat ini umum ditemukan baik di rumah maupun di kantor. Microwave sangat bermanfaat dalam membantu mempersingkat waktu mempersiapkan makanan agar lebih nikmat saat dimakan. Namun jika tidak digunakan dengan hati-hati, microwave bisa cepat rusak, atau bahkan berpotensi menimbulkan bencana kebakaran.

Seperti yang pernah terjadi di area breakout sebuah gedung perkantoran. Saat sesudah jam makan siang, tiba-tiba tercium bau gosong yang menyengat dari microwave yang sedang dalam keadaan menyala. Karyawan yang sedang berada di sekitar area breakout segera mematikan microwave dan membuka tutup microwave. Terlihat makanan yang sedang dihangatkan sudah dalam keadaan gosong (over heating). 



Setelah kejadian tersebut diselidiki, ternyata pengguna microwave sebelumnya memasang tingkat panas di maksimum, serta pengatur waktu dipasang melebihi waktu yang seharusnya digunakan. Pelanggaran Life Saving Rules lain yang terjadi adalah microwave dioperasikan tanpa pengawasan, sehingga ketika terjadi masalah tidak ada yang segera mengambil tindakan penanganan, menyebabkan makanan yang dipanaskan menjadi gosong.

Pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa di atas untuk mencegah berulangnya peristiwa ini adalah sebagai berikut:
  • Sesuaikan pengoperasian microwave dengan jenis makanan yang akan dihangatkan. Biasanya microwave disertai buku panduan yang menyebutkan lama waktu dan tingkat panas yang sebaiknya digunakan untuk berbagai jenis makanan. Ikuti panduan tersebut untuk memastikan makanan yang akan dihangatkan tidak terlalu lama dipanaskan sehingga over heat.
  • Jangan meninggalkan microwave tanpa pengawasan saat beroperasi. Microwave umumnya dioperasikan dalam waktu singkat, sehingga mengawasi microwave bukan hal yang memakan waktu. Menunggui microwave yang sedang beroperasi akan memastikan kita bisa mengambil tindakan segera jika terjadi masalah saat menggunakan microwave.
  • Gunakan hanya wadah dan peralatan yang aman untuk microwave. Umumnya wadah kaca aman digunakan untuk microwave. Beberapa wadah plastik aman untuk digunakan di microwave, asal tidak terlalu lama. Biasanya pada dasar wadah plastik tersebut terdapat tulisan “microwave oven safe”. Jangan gunakan wadah dari logam (termasuk aluminium foil), karena wadah logam sangat mudah menyerap panas, sehingga jika digunakan dalam microwave berpotensi terjadi over heat.
Demikian cara mencegah kebakaran akibat penggunaan microwave yang kurang hati-hati. Peristiwa ini mengingatkan kembali agar kita sadar bahwa Safety is Everyone’s Responsibility. Dengan selalu mengedepankan keselamatan dalam setiap tindakan kita, selain menjaga menjaga keselamatan diri sendiri, kita juga akan membantu menjaga keselamatan orang lain.

Kamis, 09 Juli 2020

Pola Hidup Sehat Saat WFH

Wabah Covid-19 memaksa perusahaan untuk menerapkan pola kerja Work From Home (WFH). Di satu sisi, pola kerja WFH memberi fleksibilitas bagi karyawan untuk mengatur pola kerjanya. Namun di sisi lain, jika tidak berhati-hati, pola kerja WFH juga dapat menimbulkan dampak kesehatan bagi karyawan, yang dapat mengurangi produktivitas karyawan.

Apa saja risiko kesehatan jika seseorang melakukan WFH? Sama halnya seperti di kantor, saat WFH seorang karyawan bisa menghabiskan sebagian besar waktunya duduk di ruangan ber-AC sambil menatap layar komputer. Hal ini membuat badan kurang bergerak, yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari ambeien, nyeri otot leher, serta masalah di tulang belakang. Fleksibilitas waktu saat WFH dapat menyebabkan karyawan lupa waktu, yang menyebabkan pola makan dan tidurnya terganggu. 



Bagaimana menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh selama WFH? Intinya adalah senantiasa menerapkan pola hidup sehat. Dimulai dari bangun pagi dengan jadwal yang sama seperti saat bekerja di kantor. Selanjutnya atur jadwal bekerja seperti halnya ketika berada di kantor. Atur jadwal istirahat, serta jangan overwork. Pastikan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup, serta tidur minimum 6 jam per hari. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, Anda akan terhindar dari kelelahan yang amat sangat, dan fisik Anda akan lebih bugar setiap harinya. 

Pastikan pola makan yang sehat dan seimbang. Atur jadwal istirahat dengan durasi cukup, termasuk untuk makan dengan teratur. Makan makanan dengan gizi yang seimbang dalam jumlah cukup. Perbanyak konsumsi serat dari buah, sayuran, dan kacang-kacangan untuk memperlancar pencernaan, sekaligus sebagai sumber vitamin bagi tubuh. Perbanyak minum air putih minimal 2 liter per hari, untuk membantu proses pencernaan makanan. Kurangi makanan yang mengandung lemak jenuh (misalnya daging, krim, santan) untuk menghindari kolesterol, serta hindari minuman yang mengandung alkohol. Mengudap selama WFH memang menyenangkan, namun pilih dengan bijak camilan yang dikonsumsi, agar berat badan tetap terkontrol.

Untuk menghindari risiko kesehatan akibat badan yang kurang bergerak, atur ruangan kerja sedapat mungkin dalam posisi yang ergonomis. Duduklah dengan posisi duduk layaknya bekerja di kantor, menggunakan kursi dan meja. Setiap 1 jam sekali, lakukan peregangan untuk mengurangi ketegangan pada otot. Lakukan olahraga secara teratur, jika memungkinkan 30 menit per hari. Olahraga dapat memperlancar metabolisme tubuh, sehingga organ tubuh dapat berfungsi secara maksimal. Olahraga juga membantu menjaga berat badan agar ideal, untuk mengurangi risiko terkena berbagai penyakit.

Stress juga merupakan hal yang harus dikelola selama WFH. Batas yang tipis antara pekerjaan dan kehidupan pribadi selama WFH merupakah salah satu sumber stress. Sumber lain adalah distraksi yang dapat memecah konsentrasi, serta kebosanan setelah melakukan WFH selama beberapa waktu. Cara yang bisa dilakukan membuat rencana kerja yang baik serta menetapkan skala prioritas, serta mengatur area kerja di rumah agar tidak membosankan. Selain itu, komunikasikan dengan keluarga untuk menyepakati kapan waktu kerja dan kapan waktu untuk keluarga, sehingga tidak menimbulkan gesekan selama WFH.

WFH merupakan solusi untuk mengurangi risiko terpapar virus Covid-19. Jika direncanakan dan dikelola dengan baik, WFH tidak akan menimbulkan dampak kesehatan bagi karyawan, bahkan bisa meningkatkan produktivitas karyawan. Untuk itu perlu kesadaran dari para karyawan yang melakukan WFH untuk selalu menjaga pola hidup sehat, agar kesehatan dan kebugaran karyawan selalu terjaga, dan terhindar dari berbagai penyakit.

Kamis, 25 Juni 2020

Sosrokartono, Si Jenius Dari Timur

Kita mengenal Raden Ajeng Kartini sebagai pelopor kebangkitan perempuan Indonesia. Namun sesungguhnya Kartini jauh lebih besar daripada itu. Belakangan terungkap, saat berkorespondensi dengan sahabat-sahabat penanya, Kartini telah menuangkan gagasannya mengenai konsep kebangsaan. Surat-surat Kartini tentang gagasan kebangsaan telah menginspirasi banyak pihak, termasuk para pelajar STOVIA, yang di kemudian hari mendirikan Boedi Oetomo, organisasi modern pertama yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui jalur pergerakan.

Di balik sosok Kartini, sejatinya terdapat sosok penting yang menjadi sumber inspirasi bagi Kartini. Sosok tersebut adalah Raden Mas Pandji Sosrokartono, kakak kandung Kartini. Beliau adalah kakak kesayangan Kartini, yang selalu memotivasi dan mendorong cita-cita mulia Kartini, dan memiliki andil sangat besar dalam membentuk pribadi Kartini. Dalam surat-suratnya, Kartini menyebut Kartono, nama panggilan beliau, sebagai satu-satunya orang yang menaruh simpati terhadap gagasan-gagasannya.

Kartono lahir di Pelemkerep, Mayong, pada 10 April 1877. Sebagai anak priyayi, Kartono mengenyam pendidikan yang memadai. Kartono merupakan generasi pertama orang Indonesia yang bersekolah di Belanda – tepatnya di Jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur Universitas Leiden -- dan lulus jadi sarjana pada tahun 1908.

Lukisan Diri RM Pandji Sosrokartono
koleksi Museum RA Kartini, Jepara

Setelah lulus dari Leiden, Kartono tidak pulang ke Hindia Belanda, ia ingin menimba ilmu dan mencari pengalaman lebih banyak di Eropa. Proses pencarian pengalaman ini didukung oleh kejeniusan Kartono, sekaligus kemampuannya sebagai seorang poliglot, atau menguasai beberapa bahasa asing. Diketahui setidaknya Kartono menguasai 26 bahasa asing, yaitu 9 bahasa asing Timur dan 17 bahasa asing Barat. Karena kejeniusannya, orang-orang Eropa menjuluki dirinya sebagai "Si Jenius dari Timur".

Kartono masih berada di Eropa ketika Perang Dunia I meletus pada 1917. Ia mendaftarkan diri menjadi jurnalis perang di Eropa untuk surat kabar ternama terbitan Amerika Serikat, The New York Herald Tribune. Sebagai wartawan perang, Kartono ditempatkan dalam pasukan Sekutu agar lebih leluasa bergerak, serta diberi pangkat mayor oleh Panglima Perang Amerika Serikat.

Ketika Perang Dunia I berakhir di penghujung tahun 1918, kemampuan poliglotnya membuat Kartono dipercaya menjadi juru bahasa tunggal Blok Sekutu. Pada tahun 1919, Kartono ditunjuk sebagai juru bahasa Liga Bangsa-Bangsa, yang merupakan cikal bakal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tahun 1921, Kartono merangkap jabatan sebagai atase kebudayaan di Kedutaan Perancis di Den Haag.

Geram melihat arah politik Liga Bangsa-Bangsa yang tak netral, Kartono memutuskan pulang ke tanah air. Namun kehidupannya setelah Kembali ke Hindia Belanda tak seindah ketika Kartono tinggal di Eropa. Kartono sempat tak punya pekerjaan. Beberapa kali Kartono ditawari pekerjaan oleh pemerintah Hindia Belanda, di antaranya adalah sebagai direktur museum Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional). Namun tawaran-tawaran ini ditolak Kartono, karena ia tidak ingin meminta belas kasihan pemerintah kolonial.

Kartono kemudian menemui Ki Hajar Dewantara, yang kemudian menawarinya menjadi Direktur Perguruan Taman Siswa di Bandung. Ki Hajar juga mengijinkan Kartono membangun perpustakaan di Gedung Taman Siswa. Namun Kartono hanya beberapa tahun mengabdi di Taman Siswa. Tahun 1927, tanpa penyebab yang jelas, Kartono mengundurkan diri dari Taman Siswa.

Replika Suasana Rumah Dar Oes-Salam
di Museum RA Kartini, Jepara

Tiga tahun setelah keluar dari Taman Siswa, Kartono mendirikan rumah penyembuhan di rumahnya di Jl. Pungkur No. 7, Bandung, dengan nama Dar-Oes-Salam, yang berarti “Tempat yang Damai”. Beliau dikenal sebagai “Dokter Air Putih” karena selalu memberi pengobatan dengan air dan sarana aksara “Alif” (huruf pertama dalam aksara Arab). Sejak belia, Kartono memang sudah dikenal memiliki kemampuan supranatural, dan pandai dalam bidang pengobatan. Saat tinggal di Jenewa tahun 1920, ia berhasil menyembuhkan anak seorang kenalannya hanya dengan menempelkan tangan di dahi pasien. Sebagai seorang ahli kebatinan dan spiritual yang sangat dihormati di Bandung, rumah Kartono tak pernah sepi pengunjung,

Hiasan Dinding Bertulisan "Alif"
Koleksi Museum RA Kartini, Jepara

Selama di Bandung, Kartono lebih dikenal sebagai “Ndoro Sosro”. Kartono menyebut dirinya sendiri sebagai “Mandor Kloengsoe” (klungsu = biji asam). Beliau memang mengibaratkan dirinya seperti biji pohon asem: kecil, namun menjadi sebab tumbuhnya pohon asem yang besar dan rimbun. Beberapa panggilan dan julukan lain yang disematkan kepada beliau adalah “Joko Pring” (bujangan seperti pohon bambu), wonderdokter, juragan dokter cai pengeran, dokter alif, Oom Sos, atau Eyang Sosro.

Ndoro Sosro a.k.a. Mandor Kloengsoe,
Foto Koleksi Museum RA Kartini Jepara

Di masa awal pendudukan Jepang tahun 1942, kesehatan Sosrokartono mengalami kemunduran, hingga mengalami kelumpuhan. Kondisi kesehatannya tidak berangsur membaik, dan pada 8 Februari 1952 beliau wafat di Bandung, setelah selama 2,5 tahun berjuang sekuat tenaga dalam kelumpuhan dan kepayahan. Pemerintah memfasilitasi untuk menerbangkan jenazah beliau ke Semarang, dan kemudian dimakamkan di Sedo Mukti, Desa Kaliputu, Kudus. 

Sabtu, 09 Mei 2020

Kartini dan STOVIA

Bangunan bertuliskan School Tot Opleiding Van Indische Artsen ini sekarang kita kenal sebagai Museum Kebangkitan Nasional, dengan koleksi utama berbagai memorabilia pendirian Boedi Oetomo sebagai organisasi pergerakan modern pertama, serta benda-benda yang terkait dengan pendidikan kedokteran tempo doeloe di STOVIA. Namun di salah satu ruangan museum, kita akan menemukan diorama berukuran besar yang memperlihatkan Raden Adjeng Kartini, tokoh wanita asal Jepara, yang tengah mengajar di Sekolah Kepandaian Putri Jepara. Apa hubungan Kartini dengan STOVIA?



Kita mengenal Kartini sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa Kartini ternyata nyaris menjadi siswa di STOVIA. Ketika J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Kerajinan, dan Agama datang ke Jepara pada tahun 1900 untuk mendiskusikan pendirian sekolah bagi putri bangsawan, Abendanon terkesan dengan kunjungan ke Jepara, sehingga mengundang Bupati Sosroningrat (ayah Kartini) dan keluarga untuk berkunjung ke Batavia. Perjalanan ke Batavia memberi secercah harapan, karena Abendanon bersedia membantu Kartini untuk  masuk STOVIA. Kartini menilai pilihan tersebut cukup realistis, karena STOVIA berada di Batavia, dan tidak memerlukan biaya. Namun harapannya pupus karena ayahnya tidak setuju, dengan alasan saat itu murid STOVIA seluruhnya laki-laki.



Sosok Kartini mungkin lebih dikenal sebagai tokoh emansipasi perempuan. Namun sejatinya perjuangan Kartini lebih luas daripada itu. Kartini telah mengungkapkan gagasannya tentang kebangsaan dalam surat-suratnya. Jauh sebelum berdirinya Boedi Oetomo, Kartini telah berkorespondensi dengan berbagai pihak mengenai gagasan kebangsaan, termasuk dengan orang-orang penting di Eropa, sahabat penanya, dan bahkan para pelajar STOVIA. Surat-surat Kartini membuat banyak para pelajar STOVIA terbakar semangat nasionalismenya.

Tahun 1903, dalam sebuah pertemuan saat berkunjung ke Batavia, Kartini telah menggaungkan semangat pergerakan nasional. Saat itulah kata-kata “Jong Java” pertama kali keluar dari mulut Kartini. Buah pikiran Kartini ini menginspirasi banyak pihak, termasuk dr. Cipto Mangunkusumo dan para siswa STOVIA lainnya. Sedemikian menginspirasinya Kartini bagi para siswa STOVIA, mereka menganggap Kartini sebagai tempat berkeluh kesah, tempat bertukar pikiran, dan penyemangat bagi anak-anak muda. Untuk itulah mereka memanggil Kartini sebagai “Ayunda”, yang bermakna “kakak perempuan”.

Semangat yang diinspirasi Kartini inilah yang kemudian memicu berdirinya Boedi Oetomo, yang selanjutnya menggerakkan pergerakan-pergerakan nasional lainnya hingga menuju Proklamasi Kemerdekaan. Karena inspirasinya ini, banyak pihak yang menganggap Kartini memiliki tempat khusus sebagai Ibu Nasionalisme. Namun mengapa konsep nasionalisme Kartini tidak pernah kita kenal dengan konkrit? Mungkin karena gagasan nasionalisme yang diusung Kartini masih sangat konseptual, dan tercerai berai dalam surat-suratnya, sehingga sulit diterjemahkan ke dalam dunia pergerakan.